Desa Kondangmekar Gelar Tradisi Ngarot
![Desa Kondangmekar Gelar Tradisi Ngarot](https://radarmajalengka.disway.id/uploads/58/2020/09/310820-ngarot-kondangmekar.jpg)
MAJALENGKA – Setiap bulan Muharram, Desa Kondangmekar Kecamatan Cingambul menggelar tradisi Ngarot untuk mengingat jasa leluhur. Digelar Senin (31/8), tradisi itu dihadiri Muspika Cingambul dan kepala desa se Kecamatan Cingambul. Kepala Desa Kondangmekar, Darma Hendriana menjelaskan kegiatan tersebut berbeda dengan kegiatan desa lain seperti ngaruat atau pareresan yang fokus pada mensyukuri hasil panen. Tradisi di desanya setiap tahun lebih fokus kepada mengingat jasa leluhur yang diawali ziarah ke makam di pasarean. “Di makam kramat pasarean kita berdoa di makam Buyut Konda, Rajapali, dan Kyai Agung Rajatapa,” jelasnya. Setelah ziarah ke makam, masyarakat bertukar makanan dan dimakan bersama. Makan bersama merupakan bentuk syukur bahwa sampai saat ini masih diberikan keamanan dan ketentraman. Terutama anugerah kekompakan dalam keegiatan gotong royong yang sangat tinggi untuk memajukan Desa Kondangmekar. Darma mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang masih menjaga adat dan budaya setiap tahun. Setelah kegiatan di pasarean, acara dilanjutkan mendengarkan lima lagu yang mengandung falsafah kahidupan yakni lagu saliasih yang mengandung makna saling mengasihi sesama. Lagu panangis bermakna menangis bukan kesedihan melainkan kegembiraan, lagu goyong-goyong berarti hidup selalu gotong royong. “Lagu keempat yakni titipati, bahwa kita hidup harus lebih hati-hati, dan lagu terakhir rajapulang agar kita mengingat bahwa akhir pulang itu kepda Allah. Lima lagu itu mengingatkan bahwa kita harus apa dan bagaimana dalam kehidupan,” ujarnya. Terkait pandemi Covid-19, Darma menyampaikan kepada masyarakat untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker yang harus menjadi kebutuhan. Dalam kegiatan tersebut, Pemdes Kondangmekar melalui TP PKK Kondangmekar membagikan 3.000 masker dan masing-masing orang mendapat dua masker. Sementara Camat Cingambul Nono Heryano SIP mengapresiasi kegiatan Ngarot yang sudah diikutinya dua kali. Menurutnya, tradisi di Desa Kondangmekar bukan tradisi yang asal-asalan, melainkan tradisi dan budaya yang sangat kental yang sudah turun-temurun dari para leluhur. “Semoga tradisi ini bisa dipertahankan, dan ada regenerasi dari kalangan muda yang menjaga serta bisa melakukan hal yang serupa kelak,” ungkapnya. Melihat kondisi pandemi Covid-19 yang terus meningkat, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati saat berpergian ke daerah lain, dengan tidak melupakan protokol kesehatan dan masker merupakan salah satu alat penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Saya berharap dalam situasi seperti ini kita semua bisa menjaga diri dengan selalu menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (iim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: