Pedagang Gulung Tikar,Tempat Wisata Sepi, Sebagian Pilih Tutup

Pedagang Gulung Tikar,Tempat Wisata Sepi, Sebagian Pilih Tutup

MAJALENGKA- Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19, sejak awal Maret 2020 Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka, telah mengeluarkan kebijakan agar semua pengelola obyek wisata, tidak menerima kunjungan wisatawan. Situasi itu sangat memukul para pedagang di sekitar lokasi obyek wisata. Bahkan sebelum menetapkan status darurat Corona, Pemkab Majalengka terlebih dahulu menyatakan status Siaga Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19). Konsekuensi penetapan status diikuti dengan pembatasan kegiatan di tempat keramaian, termasuk objek pariwisata Akibatnya, puluhan pedagang ataupun warung yang berada di kawasan obyek wisata di Kabupaten Majalengka, seperti Curug Cipeteuy Sindangwangi, Curug Muara Jaya dan kawasan Bukit Panyawaeuan di Kecamatan Argapura tutup. Mereka terpaksa tidak berdagang karena tidak ada aktivitas wisatawan seperti hari-hari sebelum merebaknya wabah Virus Corona. Pedagang di kawasan obyek wisata Panyaweuan Supriyadi mengatakan, sejak keluarnya imbauan pemerintah terkait penanganan virus Corona, objek wisata yang biasanya selalu ramai mendadak sepi, termasuk pada hari libur. “Sejak ditutup karena adanya wabah virus, sudah tidak ada lagi pengunjung yang datang, padahal biasanya selalu ramai apalagi bila akhir pekan,” ungkapnya, Rabu (29/4/). Sebenarnya kata warga Sadasari tersebut, meski ditutup dirinya masih tetap berjualan walaupun pemerintah telah menutup objek wisata guna mencegah penyebaran virus Corona. “Sempat berjualan selama tiga hari, karena pembelinya sepi akhirnya saya memilih tutup sampai kondisi kembali normal,” ucapnya. Hal yang sama dirasakan Asep Kurniawan, pedagang lainnya yang mengandalkan pemasukan dari berdagang di kawasan wisata Curug Muara Jaya. Ia menyebut, ada puluhan pedagang yang berjualan di kawasan swisata tersebut. Wabah corona yang kemudian membuat adanya penutupan obyek wisata berimbas kepada penghasilan pedagang. “Kami tentu sangat terpukul. Sudah bertahun-tahun mencari rezeki di tempat itu, sekarang harus berhenti karena pengunjung sepi setelah munculnya virus Corona,” keluhnya. Kondisi tak jauh berbeda dirasakan oleh pedagang di kawasan Cikebo. Puluhan pedagang di kawasan tersebut mengaku turut terpukul setelah merebaknya virus corona. Jumlah pembeli jagung bakar dan makanan lainnya menurun drastis. “Pembeli jauh berkurang setelah adanya wabah virus Corona, meski sepi saya tetap berjualan karena kalau tidak berdagang darimana untuk biaya hidup sehari-hari,” ujar Aminnah, seorang pedagang.(bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: