BKKBN Jabar Apresiasi Target Stunting 4% Gubernur Dedi Mulyadi: Optimistis Tercapai Lewat Strategi Terukur
Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Dadi Ahmad Roswandi-Ist-
RADARMAJALENGKA.COM-Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga empat persen dalam masa jabatannya. Meski target tersebut terkesan ambisius, Dadi menyatakan bahwa target itu masih dalam batas realistis jika disertai strategi yang tepat.
Menurut Dadi, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting di Jawa Barat saat ini berada di angka 15,9 persen. Angka ini menurun 5,8 persen dibandingkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang mencatat angka 21,7 persen. Ia menilai bahwa penurunan hingga empat persen selama lima tahun ke depan cukup masuk akal jika melihat tren penurunan selama empat tahun terakhir.
“Kami tentu mengapresiasi target Pak Gubernur. Namun tentu harus ada peta jalan yang jelas. Mulai dari intervensi spesifik, sensitif, hingga waktu pencapaian target,” ujar Dadi saat menghadiri pertemuan Akselerasi Pencapaian Quick Wins Kemendukbangga Jabar di Yogyakarta, Kamis (12/6/2025).
BACA JUGA:Karnaval SCTV Kembali di Majalengka 14–15 Juni 2025, Dimeriahkan Artis dan Musisi Tanah Air Terbaik
BACA JUGA:Karang Taruna Palasah Gelar Temu Karya 2025, Dapat Wejangan dari Tokoh Muda Dapil 3 Majalengka
Perbandingan dengan provinsi lain turut memperkuat optimisme tersebut. Dadi menyebutkan, Provinsi Bali saat ini sudah berhasil menurunkan stunting hingga enam persen, dan beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat bahkan telah menembus angka di bawah 10 persen.
“Bali bisa di angka enam persen, Purwakarta sudah turun ke sembilan persen. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin. Yang penting adalah implementasi dari peta jalan,” tegasnya.
Dadi juga memaparkan bahwa selama empat tahun terakhir, prevalensi stunting di Jawa Barat menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Dari angka 24,5 persen pada tahun 2021 menjadi 20,2 persen di tahun 2022, sempat naik ke 21,7 persen pada 2023, lalu turun drastis menjadi 15,9 persen di 2024.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa tidak semua daerah mengalami penurunan. Sebanyak enam kabupaten/kota tercatat mengalami kenaikan prevalensi, dengan dua di antaranya mengalami lonjakan lebih dari lima persen.
BACA JUGA:BKKBN Jabar Apresiasi Enam Daerah Dominasi 33 Penghargaan Quick Wins dan Penurunan Stunting 2025
“Cukup mengejutkan, Kota Bandung naik sebesar 6,5 persen dari 16,3 menjadi 22,8 persen. Kenaikan serupa juga terjadi di Kabupaten Bandung Barat yang naik 5,7 persen dari 25,1 menjadi 30,8 persen,” ungkapnya.
Di sisi lain, terdapat pula daerah yang menunjukkan penurunan drastis, seperti Kabupaten Garut yang turun dari 24,1 persen menjadi 14,2 persen atau 9,9 persen, serta Kabupaten Purwakarta dari 24 persen menjadi 14,5 persen.
Penurunan yang terjadi di sejumlah daerah ini menjadi bukti bahwa target 4 persen bukan hal mustahil, selama perencanaan dan eksekusi program dilakukan dengan serius dan kolaboratif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: