Wagub Erwan Optimistis Gerakan Sehati Percepat Jabar Zero New Stunting dengan Kolaborasi Pentahelix

Wagub Erwan Optimistis Gerakan Sehati Percepat Jabar Zero New Stunting dengan Kolaborasi Pentahelix

Wagub Erwan saat memberikan sambutan pada peluncuran Gerakan Sehati di Pangalengan, Kabupaten Bandung.Rabu (17/06/2025). --

RADARMAJALENGKA.COM- Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan optimistis gerakan Sehat dan Atasi Stunting (Sehati) yang diprakarsai PT Perkebunan Nusantara (PTPN 1) mampu mempercepat terwujudnya Jawa Barat tanpa Stunting baru (zero new Stunting).

Gerakan Sehati lahir untuk mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menjadi salah satu quick wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Saya atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan saya juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya acara yang digagas oleh Kemendukbangga/BKKBN dengan PTPN. Ini ini suatu bentuk kolaborasi yang nyata untuk mencegah stunting," ungkap Wagub Erwan saat memberikan sambutan pada peluncuran Gerakan Sehati di Pangalengan, Kabupaten Bandung.Rabu (17/06/2025). 

BACA JUGA:Wihaji Apresiasi Penurunan Stunting Jabar 5,8%, Berdampak Turunkan Angka Nasional Jadi 19,8 Persen

BACA JUGA:Ahmad Luthfi Minta Pengusaha Muda Berkontribusi dalam Pembangunan Daerah

Erwan meyakini Gerakan Sehati-Genting bakal mempermudah tugas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mencegah stunting baru. Terlebih data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting signifikan.

"Alhamdulillah Jawa Barat saat ini untuk prevalensi stunting-nya turun turun cukup signifikan. Saat ini kita di bawah rata-rata nasional. Tahun 2022 kita di angka 20,2 persen, tahun 2023 kita sempat meningkat sekitar 1 persen menjadi 21,7 persen. Alhamdulillah terakhir tahun 2024 kita berada di angka 15,9 persen, turun 5,8 persen dan ini adalah penurunan tertinggi se-Indonesia," papar Erwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: