BUMD Bisa Menghasilkan PAD Tanpa Harus Korupsi

Hasanudin, M.Pd--Radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM– Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bukan hanya instrumen ekonomi daerah, tetapi juga cermin integritas dan profesionalisme. Inilah pesan kuat yang disampaikan Hasanudin, M.Pd., melalui makalah Rencana Bisnis PT Sindangkasih Multi Usaha (PT SMU) untuk periode 2025–2029. Dalam dokumen setebal 15 halaman tersebut, Hasanudin menekankan bahwa BUMD dapat menjadi pendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersih dan berkelanjutan, tanpa harus terjerumus ke dalam praktik korupsi.
“BUMD bisa menghasilkan PAD tanpa harus korupsi. Kuncinya pada tata kelola yang profesional, transparan, dan mengedepankan pelayanan,” ujar Hasanudin dalam pengantarnya.
Pria kelahiran 27 Mei 1988 itu bukan sosok baru dalam urusan kelembagaan dan tata kelola. Ia merupakan alumni Universitas Majalengka (UNMA) tahun 2017 dan lulusan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon tahun 2022. Selain itu, ia juga alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 2021 serta tercatat sebagai Penyuluh Anti Korupsi bersertifikat periode 2021–2023.
BACA JUGA:Hari Bhayangkara ke-79, Warga Bantarujeg Dapat Bantuan Rutilahu
Visi BUMD Unggul, Mandiri, dan Inklusif
PT SMU yang telah bertransformasi menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) sejak 2022, diarahkan untuk menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi daerah. Hasanudin menawarkan strategi lima tahunan dengan fase bertahap mulai dari fondasi organisasi, ekspansi usaha, digitalisasi, hingga pembentukan anak usaha.
Tahun 2025 akan difokuskan pada penataan internal, evaluasi unit usaha eksisting, serta pemetaan potensi bisnis lokal. Tahun-tahun selanjutnya mencakup peluncuran usaha strategis seperti SPBU BUMD, pengelolaan pasar dan parkir, pengembangan agrowisata, serta integrasi digital untuk efisiensi layanan.
“Strategi yang ditawarkan menyasar peningkatan PAD dengan pendekatan inovatif dan kolaboratif,” terang Hasanudin. Ia menambahkan bahwa setiap fase didesain agar sejalan dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
BACA JUGA:Diberdayakan BRI, UMKM Kopi Asal Toraja Ini Bisa Ekspor dan Jadi Pemasok Coffee Shop di 5 Negara
Fokus pada Sektor Produktif dan Inklusif
Rencana bisnis ini menggarisbawahi empat sektor prioritas yang dinilai paling prospektif: pertanian dan agroindustri, perdagangan dan ritel lokal, pariwisata dan event organizer, serta sektor properti dan jasa. Dalam pandangan Hasanudin, keempat sektor tersebut mampu menggerakkan ekonomi lokal secara langsung dan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.
“BUMD harus hadir sebagai solusi, bukan pesaing bagi pelaku usaha kecil. Kemitraan dengan UMKM, BUMDes, koperasi, dan sektor swasta harus diperkuat,” tegasnya.
Pendanaan Transparan dan Proyeksi Pertumbuhan
Hasanudin memaparkan rencana pembiayaan yang fleksibel namun terukur. Modal awal diusulkan berasal dari penyertaan modal daerah (PMD), kerja sama investasi (KPBU), atau pinjaman lunak. Target pendapatan di tahun pertama dipatok sebesar Rp1 miliar dengan proyeksi pertumbuhan 20% per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: