Nama Desa di Majalengka Ini Sangat Unik, Berasal dari Pohon Besar di Tepi Sungai Ciwaringin, Punya Keramat

Nama Desa di Majalengka Ini Sangat Unik, Berasal dari Pohon Besar di Tepi Sungai Ciwaringin, Punya Keramat

Desa Lame yang berada di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.-G Maps-radarmajalengka.com

BACA JUGA:Penasaran Memilih Kebaya Untuk Outfit Wisuda? Inilah Deretan Alasan

Orang-orang Lame membangkang tidak menaati perintah Buyut Tarajutisna untuk kerja paksa membangun jalan. Masyarakat setempat lebih memilih pindah dan tinggal ke pinggir Sungai Cikadongdong.

Akibat pembangkangan tersebut, Kanjeng Dalem Majalengka ketika itu dijabat RT Denda Negara antara Tahun 1819 - 1848 meminta bantuan Sultan Ciebon.

Kanjeng Dalem meminta agar Sultan mendatangkan warga dari Tanah Jawa untuk membangun jalan tersebut. Mereka ditampung di sebelah selatan Lame. Tempat ini disebut dengan Pamijahan. Sekarang berganti nama menjadi Pamijen.

Akibat kerja paksa, banyak yang sakit dan mati. Para korban itu dimakamkan di Pamijahan. Tempat ini sekarang disebut Makam Budak. Letaknya di depan bangunan Wariyem Bahudenda.

BACA JUGA:Mau Tablet Tapi Rasa Laptop? Advan Sketsa 3 Bisa Jadi Pilihannya

Untuk mencegah banyaknya kematian para pekerja, dicarinya obat yang ada di sekitar pembangunan  jalan. Ketemulah obat mujarab berupa ramuan kulit pohon Leme.

Karena pembangkangan, masyarakat Lame tidak memilik pimpinan sehingga keadaan menjadi kacau. Kemudian Kanjeng Dalem A A Kartadiningrat yang memerintah Majalengka antara 1848 - 1857 meminta bantuan Sultan Cirebon. Dia meminta orang yang bisa  mengatasi kekacauan di Lame.

Sultan Cirebon mengirim seorang prajurit pilihan, kuat dan sakti namun bijaksana. Dia bernama Nisajaya. Berasal dari Waru Gede Cirebon.

Kedatangan Nisajaya disambut baik dan penuh harap dari masayarakat Lame. Dia diberi tempat pertama kali du tepi Sungai Cikadondong. Atau sebelah selatan jalan desa yang sekarang.

BACA JUGA:Wow Advan Kembali Merilis Tablet Baru! Advan Sketsa 3

Setelah Nisajaya menetap lama, dia pun memindahkan masayarakat yang ada di tepi Cikadongdong ke kanan kuti jalan yang sedang dibangun.

Masyarakat pun kembali menempati wilayah di sekitar pohon besar yang dikeramatkan tersebut. Pohon yang juga menjadi obat bagi orang-orang yang sakit.

Ketika kepindahan ada perbedaan pendapa. Salah satu pihak ingin menetap. Di lain pihak ingin berpindah. Namun berkat kebijaksanaan Nisajaya akhirnya mereka patuh dan mau berpindah.

Di bawa pohon besar  itu dibuatnyalah lapangan yang luas atau alun-alun. Sebagai tempat  berkumpul. Kemudian di selatan pohon, dibuat pula bangunan sebagai tempat berkumpul. Di sebelah barat  dibuatnya pula bangunan untuk bersemedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: