Nama Desa di Majalengka Ini Sangat Unik, Berasal dari Pohon Besar di Tepi Sungai Ciwaringin, Punya Keramat

Nama Desa di Majalengka Ini Sangat Unik, Berasal dari Pohon Besar di Tepi Sungai Ciwaringin, Punya Keramat

Desa Lame yang berada di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.-G Maps-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM - Ada salah satu desa di Kabupaten Majalengka yang namanya sangat unik. Nama desa ini diambil dari pohon besar yang dikeramatkan.

Pohon besar yang menjadi naungan masayarakat tersebut berada di tepian Sungai Ciwaringin. Sungai ini berhulu di lereng Gunung Ciremai.

Selain dikeramatkan, pohon tersebut kulitnya diracik dan bisa dijadikan obat. Pernah menyembuhkan wabah yang menimpa buruh kerja paksa.

Desa ini juga terkait dengan Kesultanan Cirebon. Bahkan kepala desa atau kuwu yang pertama merupakan utusan Sultan Cirebon.

BACA JUGA:Sering Menggunakan Air Mawar? Inilah Manfaat Perawatan Kulit Secara Rutin

Sebelum menjadi desa, di tempat ini juga pernah terjadi pembangkan. Para warga menolak kerja paksa membangun jalan.

Mereka lebih memilih meninggalkan tempat tersebut. Mereka pindah dan menetap di tepian Sungai Cikadondong.

Desa ini bernama Lame. Secara administrasi sekarang masuk Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Desa ini juga tapal batas dengan Kecamatan Rajagaluh.

Nama Lame sudah dikenal sejak abad ke-16. Tempat yang berada di tepian Sungai Ciwaringin tersebut belum menjadi desa.

BACA JUGA:5+ Tips Menggunakan Air Mawar, Agar Tampak Berseri dan Cerah Seketika

Tempat itu sudah didiami oleh sekelompok masyarakat yang tinggal di bawah pohon besar. Mereka dipimpin oleh seseorang yang dituakan. Kemudian pada pertengahan abad ke-19 tempat ini disebut Desa Lame.

Mengapa tempat dinamai Lame? Konon, dikarenakan di tengah-tengah desa itu terdapat pohon besar dan dikeramatkan. Masyarakat setempat banyak yang mengadu dan memohon pada pohon tersebut.

Wilayah yang masuk wilayah Lame tersebut di antaranya milik tokoh yang bernama Buyut Tarajutisna. Dia merupakan orang yang kuat. Dia tinggal di sebelah barat Lame.

Hanya, masyarakat Lame tidak menganggap Buyut Tarajutisna itu sebagai pimpinan mereka. Buktinya ketika membuat jalan antara Prapatan – Majalengka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: