HUT ke-19 Repdem, Relief Banteng di Siti Inggil Kraton Kasepuhan Inspirasi Bung Karno, Jafarudin: Jas Merah!
--
RADARMAJALENGKA.COM-Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Tahun 2024 ini merayakan HUT ke-19. 18 Tahun yang lalu 52 aktivis pro demoktasi yang turut bergerak menumbangkan rejim otoritarian Orde Baru Soeharto bersepakat bulat bergabung dalam wadah PDI Perjuangan dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi Repdem sebagai salah satu sayap partai yang fokus mengorganisir kaum marhaen.
Banyak harapan untuk organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Di tingkat daerah, khususnya di Kota Cirebon, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Repdem melakukan safari budaya ke Kraton Kasepuhan Cirebon.
Ketua DPC Repdem Kota Cirebon, Jafarudin SE mengatakan, Pengurus DPC Repdem Kota Cirebon memperingati HUT ke-19 ini dengan cara syarat makna, pihaknya mengajak para aktivis Repdem khususnya dan warga masyarakat Kota Cirebon.
Pertama, mengingat kembali Presiden Soekarno tatkala menyampaikan pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955 yang melahirkan tentang Strategi Trisakti: ‘Berdikari bidang ekonomi, berdaulat (merdeka) bidang politik, dan berkepribadian bidang kebudayaan.”
Kedua, Jafarudin menambahkan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) memiliki spirit dalam pergerakan politik yang selalu mendasarkan diri kepada prinsip JASMERAH (Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah).
"Prinsip itulah yang melandasi alasan saya mengajak para aktivis Repdem mengunjungi Kraton Kasepuhan ini menyimpan secuil kisah yang menggambarkan sisi religiusitas dan spiritualitas Bung Karno," ungkapnya, Jumat (2/12).
Hujan yang sedari pagi mengguyur Kota Cirebon dan sekitarnya tak menghentikan semangat Jafarudin dan aktivis Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) untuk menelusuri kisah tirakat Bung Karno di Kraton Kasepuhan.
"Saya mendapatkan informasi dari sesepuh Kraton, Bung Karno pernah tirakat di Kraton Kasepuhan, dan pemandu mengkonfirmasi bahwa ibu Megawati mengatakan sendiri saat berkunjung ke Kraton Kasepuhan, Bung Karno pernah tirakat di Kraton Kasepuhan," ujarnya.
Lebih lanjut, Jafarudin menceritakan kembali informasi riwayat sisi spiritualitas Bung Karno yang memilih Kraton Kasepuhan tak lepas sebagai penghormatan Bung Karno terhadap seorang wali penyebar Islam di Cirebon yakni Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati.
"Informasi yang saya peroleh dari sesepuh Kraton, bisa jadi, hasil perenungan Bung Karno ini melahirkan simbol marhaen yang berlambangkan banteng," tandasnya sambil menunjuk relief bergambar banteng yang berada di gapura banteng pintu keluar Siti Inggil Keraton Kasepuhan yang terselip di antara susunan bata merah.
Relief ini tidak ada di museum pusaka tapi ada di antara bangunan keraton, imbuh Jafarudin, jika tidak ditunjukkan oleh pemandu pengunjung tidak akan pernah tahu atau hanya sekedar melihat relief.
Dirinya meyakini relief bergambar banteng yang berada di gapura banteng pintu keluar Siti Inggil Kraton Kasepuhan ini menginspirasi Bung Karno untuk menggunakan relief tersebut sebagai simbol marhaen dan berkembang menjadi lambang Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
"Banteng adalah simbol dari keberanian. Apalagi relief tersebut menurut pemandu Kraton merupakan simbol dari tahun candra sangkala yang menjelaskan berdirinya keraton. Terdiri dari Kuta berarti satu, Bata berarti lima, dan Tinata berarti empat dan banteng itu sendiri. Dari penjabaran itu artinya 145 atau 1529 masehi merujuk pada tahun berdirinya Keraton Kasepuhan Cirebon," paparnya.
Jafarudin mengungkapkan rasa syukur dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Repdem ini supaya generasi muda tidak lupa akan sejarah pergerakan serta perjuangan dimana riwayat tersebut menjadi tonggak perjalanan bangsa yang besar.
Ia menandaskan bahwa konsistensi dan kebulatan tekad dalam bersikap itu penting untuk meneruskan strategi Trisakti: ‘Berdikari bidang ekonomi, berdaulat (merdeka) bidang politik, dan berkepribadian bidang kebudayaan.”
"Bertolak dari relief bergambar banteng yang berada di gapura banteng pintu keluar Siti Inggil Keraton Kasepuhan ini diharapkan Redpem sebagai komunitas juang mendorong partai di dalam pergerakan politik yang selalu membawa prinsip semboyan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau ‘jas merah’ jangan hanya retorika politik yang dikedepankan, melainkan mengajak para elit legislatif dan eksekutif agar menjadi teladan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, dengan bercermin dari para pendiri bangsa,” tegasnya.
Menurut Jafarudin, Keraton Kasepuhan Cirebon salah satu ikon wisata sejarah dan budaya yang banyak dikunjungi pengunjung. Selain kondisi bangunan yang masih utuh dan baik, banyak bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita dan makna. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: