Cuaca Ekstrem, Pasien Flu dan Batuk Meningkat
Pasien Batuk dan Flu-PAI SUAPRDI-Radarmajalengka.com
MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM -Cuaca ekstrim dengan suhu yang mencapai 34 sampai 36 derajat disertai angin yang memudahkan debu dan partikel kecil berterbangan, tampaknya patut diwaspadai, mengingat hal tersebut memicu potensi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), seperti Batuk Pilek maupun Common Cold atau Flu dan penyakit lainya.
Bahkan saat ini jumlah pasien yang terserang penyakit ISPA maupun flu dan pilek serta demam terus mengalami peningkatkan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kepala Puskesmas Sukahaji, Ii Hambali yang membenarkan adanya peningkatan pasien ISPA.
“Betul mas, saat ini memang jumlah pasien yang mengalami gangguan ISPA seperti batuk, flu dan pilek mengalami kenaikan, terutama anak anak dan orang tua,” ucapnya.
Penyebabnya kata dia dari tahun ke tahun sama, yakni faktor kondisi cuaca, dimana saat ini sendiri kondisi cuaca tidak menentu termasuk kondisi kemarau yang ekstrem yang menyebabkan sushu dan kondisi panas kering, dan banyak debu. Dan itulah salah satu penyebab munculnya ISPA.
BACA JUGA:Percasi Sukses Gelar Kejurkab Catur, MN Yusuf Ambiya Majalengka Raih Peringkat Pertama
BACA JUGA:Jelajah Tanah Toraja Bersama XMAX Connected, Pengalaman Seru Merapah Negeri di Atas Awan
“Banyak faktor penyebab ISPA, selain faktor cuaca yang merupakan penyebab eksternal atau dari luar. Asap rokok juga jadi penyebab eksternal pemicu ISPA, maupun penyebab lainnya yakni perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat,”tambahnya.
Hal senada diungkapkan Edi Kusnadi M Kes Kepala Puskesmas Rajagaluh, jumlah pasien yang terserang ISPA saat ini kebanyakan adalah Balita atau anak-anak. Untuk menghindari ancaman ISPA kata dia bisa dilakukan dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Serta cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi.
" PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang buruk juga bisa jadi penyebab. Misalnya anak balita main di luar, kena debu. Lalu mereka makan tanpa cuci tangan dulu, juga bisa memicu ancaman ISPA,”terangnya.
Selain itu tambah mantan Kapus Sindangwangi itu, kondisi imunitas anak juga jadi faktor penentu tingkat keparahan ISPA, jika si anak memiliki tingkat imun yang kuat maka ia akan cepat sembuh. Apalagi bagi bayi di bawah 5 tahun imunitasnya masih belum sempurna.
BACA JUGA:Wujudkan Etika Jurnalistik dalam Pilpres 2024, AWDI Perkuat Sinergi dengan Calon Legislatif
BACA JUGA:Peringatan HUT ke-25 PAN Jokowi Absen, PAN Kabupaten Cirebon Heru Subagia Sambut Presiden di Kota Wali
“Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh serangan virus. ISPA bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Namun, penting untuk mengetahui cara mengatasi ISPA agar gejalanya bisa mereda dan penularan virus ke orang sekitar bisa dihindari. Dan di musim kemarau seperti ini, masyarakat diminta untuk mewaspadai munculnya penyakit ISPA , sebab penyakit ini sering muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat,”jelasnya.
Pencegahan utama ISPA adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum. Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, serta menggunakan masker. (pai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: