Bukan Main! Nama Jawa-Sunda Sudah Dikenal Sejak Romawi Kuno, Ungkap Sundaland Teliti Kotoran Kelelawar

Bukan Main! Nama Jawa-Sunda Sudah Dikenal Sejak Romawi Kuno, Ungkap Sundaland Teliti Kotoran Kelelawar

Peta Sundalandia (Foto: Dhani Irwanto)--

RADARMAJALENGKA.COM-Arnold HL Heeren dalam bukunya The Historic Research tahun 1846, mengatakan Sunda dan Jawa sudah dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Bukan main! Adalah geografer Romawi bernama Claudius Ptolemy (100-170 Masehi) yang menulis ada tempat bernama Sinde (Sunda) dan Jabadia (Javan-Dwipa/Jawadwipa/Jawa) di wilayah bernama Aurea Chersonesus (Golden Peninsula).

Kemudian ada beberapa ilmuwan Belanda yang mulai meneliti Sundaland antara lain Gustaf Molengraff dan Reinout Willem van Bemmelen di paruh pertama abad ke-20.

BACA JUGA:Apa Benar Ciri-ciri Majalengka Dulunya Lautan? Sungai Cikeruh Jalur Perlintasan Kapal VOC

Bemmelen disebut-sebut yang pertama mengusulkan nama Sundaland di forum ilmiah. Sampai sekarang, semua penelitian multi disiplin bersepakat untuk menamai benua tenggelam di Indonesia ini sebagai Sundaland.

Wilayah Sundaland meliputi pulau-pulau utama di bagian barat Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. 

Pulau-pulau tersebut diyakini merupakan satu kesatuan pulau yang lebih besar pada sekitar 50 juta tahun yang lalu sebelum akhirnya terpisahkan oleh gerakan kerak bumi dan naiknya permukaan air laut.

Menurut teori, wilayah Sundaland seharusnya memiliki kesamaan hayati.

BACA JUGA:Mirip Sangiran, Jejak Hewan Seberat 9 Ton Pertanda Ada Manusia Purba di Majalengka?

Akan tetapi, faktanya di zaman sekarang, ketiga pulau besar di Indonesia tersebut memiliki biodiversitas atau keanekaragaman hayati yang tinggi. Fakta itu telah menjadi misteri di kalangan ilmuwan dan naturalis.

Untuk mencoba mengungkap misteri tersebut, para peneliti dari James Cock University meneliti setumpuk kotoran kelelawar setinggi 3 meter untuk menjelaskan lanskap benua kuno Sundaland.

Hasil penelitian itu dapat membantu menjelaskan keanekaragaman hayati di Kalimantan, Sumatra, dan Jawa saat ini serta menambah pemahaman tentang bagaimana orang-orang bergerak melalui wilayah tersebut, menurut peneliti.

BACA JUGA:Sejarah Panjang Baribis Majalengka, Ditemukan Fosil Binatang Purba, Sekarang Ada Taman Air Mancur

Dr. Chris Wurster, salah seorang peneliti mengatakan salah satu teori mengatakan bahwa bekas benua (Sundaland) dapat dijelaskan dengan koridor sabana atau padang rumput dan semak yang luas.

Teori itu mungkin menjelaskan mengapa Sumatra dan Kalimantan masing-masing memiliki spesies orang utan sendiri, meskipun mereka terhubung melalui darat selama jutaan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: