Masih Adakah Orang Percaya pada Teori Konspirasi?
Carl Simon/United Archives/UIG/Getty Images--
"Teori konspirasi cenderung muncul ketika hal-hal penting terjadi yang ingin dipahami orang," katanya.
BACA JUGA:Benarkah Kepemimpinan di Indonesia Erat dengan Kekuatan Mistis?
"Khususnya, mereka cenderung muncul di saat krisis ketika orang merasa khawatir dan terancam. Mereka tumbuh dan berkembang di bawah kondisi ketidakpastian," sambungnya.
Jolley mencontohkan teori konspirasi yang muncul ketika Covid-19. "Itu adalah fenomena signifkan yang coba dimengerti oleh banyak orang. Dasarnya sudah bagus karena Covid-19 membuat perasaan orang menjadi tidak pasti dan khawatir. Aspek-aspek itulah yang membuat teori konspirasi tumbuh subur," katanya.
Seperti diketahui, beberapa teori konspirasi sempat muncul ketika pandemi Covid-19. Salah satunya adalah teori bahwa Covid-19 disebabkan oleh jaringan 5G.
BACA JUGA:Teka-teki Nama Parakan Muncang, Cek Lokasinya
Kepercayaan itu sempat membuat menara 5G di Birmingham, Inggris dirusak massa. Berita di New York Times menyebut, ada 100 lebih insiden dalam sebulan pada April 2020 akibat dari kepercayaan itu.
Carlos Diaz Ruiz, Asisten Professor dari HankenSchool of Economics, meneliti ratusan video konspirasi Bumi datar di Youtube. Ia mencoba menganalisis modus penyebaran teori itu berkembang dan mengapa banyak orang memercayainya.
Menurut dia, ada tiga tema yang menjadi perdebatan mereka yang percaya Bumi datar. Mengutip Space, debat pertama adalah soal eksistensi Tuhan.
BACA JUGA:300 Kata 150 Orang di Alun-alun Kota Basis PNI Pendidikan, Dokumen Proklamasi Lenyap Tanpa Bekas
Para peguat teori Bumi datar yakin Tuhan tinggal di surga yang berada di atas manusia. Hal itu hanya memungkinkan jika Bumi datar dan bukan bulat.
"Tema kedua adalah teori konspirasi yang menyebut beberapa orang melawan para penguasa korup dan selebritas. Pengetahuan adalah kekuatan dan teori ini meyakini, mereka yang memegang kekuasaan berkonspirasi untuk menjaga pengetahuan itu hanya untuk mereka sendiri dan mendistorsi realitas," kata Diaz.
"Benar bahwa secara kasat mata Bumi terlihat datar dan para pemercaya teori ini meyakini diri mereka sebagai bagian dari komunitas pahlawan yang melawan tirani elite," imbuhnya.
BACA JUGA:Mengembalikan Santet Kepada Pengirimnya Butuh 3 Jam, Doa dari Ilmu Hikmah Kang Ujang Bustomi
Sementara, tema ketiga adalah soal kebebasan berpikir, yang berasal dari debat soal ada atau tidaknya Tuhan dalam teks konstitusi Amerika Serikat (AS). Para kaum sekuler berpendapat, orang rasional seharusnya tidak percaya kepada otoritas atau dogma melainkan keyakinan dan pengalaman mereka sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: