3 Anak 3 Wanita Belanda Blusukan di Petilasan Kerajaan Talaga Tahun 1918

3 Anak 3 Wanita Belanda Blusukan di Petilasan Kerajaan Talaga Tahun 1918

Sekelompok warga Belanda, yang terdiri dari paling tidak tiga wanita dan tiga anak-anak, bersama juru foto (Jan Jacobus van Lonkhuijzen), berkunjung ke Situ Sangiang (Tropenmuseum)--

RADARMAJALENGKA.COM- Situ Sangiang merupakan salah satu saksi bisu berjayanya Kerajaan Talaga pada tahun 1213 sampai 1371 Masehi yang pada saat itu Prabu Darma Suci sebagai raja pertamanya.

Berdasarkan sejarah, letak keraton kerajaan berada di sekitar Situ Sangiang Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.

Situ Sangiang terletak 800 m atau  sebelum kota Talaga dari arah selatan. Kawasan tersebut terletak pada ketinggian tanah antara 600-800 m.

 

Ketinggian tanah terendah berada didesa Banjaran dan tertinggi di desa Sangiang.

BACA JUGA:Menelusuri Wilayah Jawa Barat Melalui Peta Masa Lalu, Majalengka Belum Tercatat

Menurut legenda, danau atau situ ini diyakini sebagai tempat "ngahiang" (moksa) Sunan Talaga Manggung dan Keratonnya ketika dikhianati menantunya, Patih Palembang Gunung pada abad ke 15.

Sejak itu, tempat ini raib dan baru ditemukan kembali pada masa penjajahan Belanda.

BACA JUGA:Benarkah Majalengka adalah Sindangkasih?

Jan Jacobus van Lonkhuijzen telah mengabadikan melalui karya fotografi tahun 1918.

Hasil jepretannya tersimpan di Tropenmuseum, adalah sebuah museum antropologis yang berlokasi di Amsterdam, Belanda yang didirikan tahun 1864.

Tampak sekelompok warga Belanda, yang terdiri dari paling tidak tiga wanita dan tiga anak-anak berkunjung ke Situ Sangiang dan daerah sekitarnya, dengan dipandu warga lokal.

Jalur jalan masih “sangat alamiah” dengan alat transportasi berupa tandu.

BACA JUGA:Apakah Kerajaan Majapahit Ada Hubungan dengan Nama Majalengka?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: