TRAGIS! Begini Sejarah Desa Mati di Majalengka, 17 Tahun Ditinggalkan Penghuninya

TRAGIS! Begini Sejarah Desa Mati di Majalengka, 17 Tahun Ditinggalkan Penghuninya

Sejarah desa mati di Kabupaten Majalengka yakni Blok Tarikolot, Desa Sidamukti. -Ono Cahyono-radarmajalengka.com

Karwan mengungkapkan kalau kampung mati di Blok Tarikolot itu karena bencana pergerakan tanah yang terjadi tahun 2006 silam. Bencana alam tersebut merusak 180 unit rumah dan menimpa sebanyak 253 kepala keluarga.

BACA JUGA:ASYIIIIK! Cuma 300 Ribu Bisa ke Malaysia dari Kertajati, Kuy...

“Akibatnya masyarakat di blok itu direlokasi ke Blok Buahlega oleh pemerintah setempat tiga tahun pasca musibah itu terjadi,” kata Karwan.

Banyak rumah rusak. Namun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Kejadian tersebut terjadi petang hari. Pergerakan tanah ini membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Sidamukti langsung merelokasi masyarakat ketempat yang lebih aman.

Karwan membeberkan, tidak hanya tahun 2006 saja. Bahkan tahun 2016 bencana serupa skala besar kembali mengguncang wilayahnya. Saat 13 tahun lalu itu masih ada puluhan kepala keluarga (KK) yang masih menghuni di beberapa tempat tinggalnya.

Masyarakat beralasan bahwa mereka masih tinggal di Blok tersebut karena jarak dengan lahan pertaniannya cukup dekat.

BACA JUGA:GOWES! Cycling De Jabar 2023, Jelajahi Keindahan Wilayah Selatan Jawa Barat

“Semakin ke sini warga itu akhirnya menerima untuk direlokasi. Bencana besar tahun 2016 itu tersisa 20 KK lagi. Kami terus membujuk mereka agar mau di relokasi. Namun mereka tidak menginap di rumahnya yang sudah lama kosong puluhan tahun itu," ujarnya.

Akibat masyarakat Blok Tarikolot yang meninggalkan tempat tinggalnya itu karena wilayah itu masuk ke dalam zona merah atau rawan bencana.

Hasil penelitian Badan Geologi dari Kementerian ESDM pernah melakukan kajian dan penelitian yang hasilnya bahwa Tarikolot masuk zona rawan bencana.

Dari penelitian Badan Geologi pergerakan tanah itu terjadi setiap 20 tahun sekali dan setiap menitnya pun bergerak. Terutama saat musim hujan tidak ada air mengalir atau keluar muncul dari tanah. Itu pertanda bakal terjadi bencana kembali.

BACA JUGA:YUK PIKNIK! Ini Destinasi Wisata Hutan Pinus di Majalengka, Cocok Buat Ngadem dan Banyak Oksigen Bersih

Demikian sejarah desa mati di Majalengka yang ditinggalkan penduduknya karena bencana pergerakan tanah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: