Kawah Burung Gunung Ciremai yang Penuh Misteri dan Kisah Bangkai Pesawat Cessna

Kawah Burung Gunung Ciremai yang Penuh Misteri dan Kisah Bangkai Pesawat Cessna

Situasi dekat area Kawah Burung Gunung Ciremai.-BTNGC-radarmajalengka.com

Radarmajalengka.com, MAJALENGKA - Kawah burung Gunung Ciremai, berada di dekat Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka. Keberadaannya penuh dengan misteri.

Keberadaan kawah burung Gunung Ciremai ini, kerap dikaitkan dengan beragam kejadian mistis. Termasuk ketika penemuan bangkai pesawat Cessna 172 di kawasan tersebut.

Karenanya, tidak heran kawah burung Gunung Ciremai banyak diselimuti kisah-kisah mistis dan membuat siapapun bergidik.

Kawah Burung, sebenarnya istilah orang Sunda untuk menyebut kawah gunung yang sudah tak aktif lagi.

BACA JUGA:Yamaha Rayakan Ulang Tahun, Bangkit Dalam Ikatan Kuat Di Era Baru

Keberadaan kawah ini diprediksi sebagai puncak Gunung Ciremai purba.

Letak Kawah Burung berdekatan dengan Desa Argalingga dan Desa Cikaracak, Argapura, Majalengka.

Kawasan ini merupakan hutan belantara yang disesaki pepohonan dan semak belukar.

Rapatnya "vegetasi" pada beberapa titik area ini membuat sinar matahari sulit menembusnya.

BACA JUGA:Sopir Keluhkan Terkait Pembelian BBM Bersubsidi menggunakan Aplikasi

Tak ayal, kelembabannya cukup tinggi baik siang maupun malam. Nahas, lembab itu kerap mengundang kabut tebal yang menemani 'suara dan bau aneh'.

Banyak kejadian ganjil di sekitar Kawah Burung. Peristiwa paling heboh terjadi saat pesawat "Cessna 172 Skyhawk PK-NIP" milik "Nusa Flying International School" jatuh November 2011 lalu.

Pesawat tersebut berawak satu pilot dan dua siswa sekolah penerbangan.

'Capung besi' itu tinggal landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk melakukan "training cross country" pada pukul tujuh pagi.

BACA JUGA:Wabup Majalengka Akui Kehilangan Kader Terbaik

Direncanakan, pesawat akan mendarat di Lanud Cakrabuana, Cirebon. Namun, pesawat lantas hilang kontak saat di udara dekat Gunung Ciremai.

Dua minggu kemudian, pesawat itu ditemukan di kaki tebing Kawah Burung dalam keadaan rusak berat.

Badan pesawat beserta kru telah 'membisu diam seribu bahasa' saling bertumpukan di 'kokpit'.

Saat evakuasi, ketiga warna kulit korban naas tersebut telah menyerupai tanah dan jasadnya 'meleleh' ketika dipindahkan.

BACA JUGA:Jamaah Haji Majalengka Meninggal Dunia di Makkah, Berikut Identitasnya

"Berhari-hari, petugas gabungan mencari lokasi jatuhnya pesawat. Tapi nihil", tutur Yono (55), warga setempat menceritakan kembali kejadian itu.

Menurut Yono, reruntuhan pesawat tersebut disembunyikan oleh "anu ngageugeuh" (yang bersemayam, red) di Kawah Burung.

Saat itu meski semua area telah disisir namun tak ada secuilpun serpihan diketemukan.

"Usai munazat kepada Gusti Allah, terbukalah lokasi jatuh pesawat itu. Anehnya, bangkai pesawat tersebut tak jauh dari 'camp' petugas gabungan. Padahal selama berhari-hari, petugas hilir mudik di dekat situ", kenang Yono.

BACA JUGA:UPDATE Kasus Subang Terbaru, dr Sumy Hastri Ungkap Pelaku Diduga Psikopat

Memang warga setempat masih ada yang meyakini Kawah Burung punya medan magnetis dan gas beracun yang sangat berbahaya bagi apapun dan siapapun yang mendekat, termasuk pesawat terbang.

Namun sampai kini, belum diketahui secara pasti magnet dan bau gas misterius itu.

Kawah burung merupakan hutan larangan dan terkenal paling angker bagi warga sekitar kaki Gunung Ciremai.

Masih menurut Yono, dulu kawah ini sering menjadi tempat pembuangan orang yang tak diketahui asal-usulnya.

BACA JUGA:Idul Adha di Arab Saudi 9 Juli, di Indonesia Baru Besoknya

Mereka yang dibuang itu diperkirakan tewas karena kelaparan atau dimangsa hewan buas. "Maka tak heran, arwah mereka penasaran", lanjut cerita Yono.

Untuk menghindarkan bahaya bila kita berada di sekitar Kawah Burung, Yono punya tipsnya.

"Pamali menyebut uyah (garam, red), lauk (ikan, red), berbagai macam hewan peliharaan atau ternak, kantong dan menyebut nama teman dengan berteriak," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: