Sopir Keluhkan Terkait Pembelian BBM Bersubsidi menggunakan Aplikasi

Sopir Keluhkan Terkait Pembelian BBM Bersubsidi menggunakan Aplikasi

Sopir Angkot Majalengka keluhkan rencana pembelian BBM menggunakan Aplikasi--

Radarcirebon.com,MAJALENGKA-Para Sopir di Kabupaten Majalengka, juga ikut keluhkan terkait penggunaan aplikasi my Pertamina yang diterapkan pemerintah, kepada para pengguna kendaraan roda empat yang ingin membeli BBM Bersubsidi.

Keluhan para sopir angkutan di Majalengka tersebut, sangat beralasan. Meski saat ini, Kabupaten Majalengka tidak masuk dalam 11 Kabupaten Kota pertama yang ditetapkan kebijakan itu. Namun kemungkinan hal itu akan diberlakukan secara serentak di seluruh Indonesia nantinya.

Secara umum menurut Dadang (45) sopir angkutan Kota jurusan Cigasong –Rajagaluh mengatakan, meski tujuan pemerintah sangat baik, yakni untuk menghindari adanya penyalahgunaan pembelian BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar. Namun penggunaan aplikasi tersebut dinilai cukup ribet dan menyulitkan pengemudi, sehingga hal itulah yang menjadi keluhan para sopir.

BACA JUGA:Uji Coba My Pertamina di 4 Kota/Kabupaten Ini

Apalagi kata dia, kondisni para sopir tidak semua sama. sebab masih banyak pengemudi yang tidak memiliki Hp jenis android atau paham dengan aplikasi, sehingga hal ini akan sangat menyulitkan para sopir angkutan, terutama yang usianya sudah tua.

“Kalau bisa sih di kaji ulang, atau diubah jangan dengan aplikasi tapi cukup dengan menggunakan surat resmi atau jenis kartu khusu saja, dimana pemerintah mengeluarkan kartu khusus bagi pengguna dan pemanfaat BBM bersubsidi,”keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan Jaenudin (55) sopir Truk Engkel yang biasa mengangkut hasil alam , batu dan pasair asal Kecamatan Sindangwangi. Menurut dia, penggunaan aplikasi tersebut, jika nanti diterapkan juga di Kabupaten Majalengka, maka jelas akan sangat menyulitkan dirinya, yang usianya sudah tua.

BACA JUGA:Jamaah Haji Majalengka Meninggal Dunia di Makkah, Berikut Identitasnya

“Pasti sama lah dengan yang lainya, kami yang usianya sudah tua seperti ini akan kesulitan mas. Kalau bisa sih emang kebijakan itu dikaji ulang atau diganti dengan penggunaan stiker atau hal sejenisnya, yang mempermudah konsumen,” pungkasnya. (pai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: