Sejarah Nama Gunung Ciremai, Benarkah Dulu Bernama Gunung Gede dan Diganti Para Wali

Sejarah Nama Gunung Ciremai, Benarkah Dulu Bernama Gunung Gede dan Diganti Para Wali

Ilustrasi. Jalaksana yang berada di bawah kaki Gunung Ciremai.-Yuda Sanjaya-Radarmajalengka.com

Radarmajalengka.com, MAJALENGKA - Sejarah Gunung Ciremai, di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat, dikaitkan dengan kisah para wali.

Dalam sejarah berdasarkan cerita piturur di kalangan masyarakat, penamaan Gunung Ciremai tidak lepas dari peran para wali. Dulunya bernama Gunung Gede.

Mengacu catatan sejarah tutur tersebut, Gunung Ciremai tadinya bernama Gunung Gede, karena ukurannya yang memang sangat besar. Kemudian para wali melakukan pendakian dan bermusyawarah di sana.

Namun, dalam versi lain sejarah Gunung Ciremai terkait dengan nama tanaman perdu Cereme yang kemudian dalam penyebutan berubah menjadi Ciremai.

BACA JUGA:Rombongan Haji Majalengka Dipepet Truk Box Ugal-ugalan, Begini Jadinya

Terkait penamaan ini, memang terdapat beberapa versi. Namun dalam artikel kali ini, akan diulas mengenai sejarah Gunung Ciremai yang tadinya bernama Gunung Gede.

Hal ini, tidak lepas dari Desa Linggarjati. Yang juga tadinya bernama Desa Gede, karena berada di Kaki Gunung Gede.

Waktu itu, Desa Gede masyarakatnya belum beragama Islam. Wali Songo ketika itu datang dan melakukan musyawarah di Batu Lingga Gunung Ciremai untuk membicarakan mengenai syiar Islam.

Tuntas agenda musyawarah tersebut, kemudian para wali menuju ke Desa Gede. Lantas mengubah namanya menjadi Linggarjati atas usulan Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan tokoh lainnya.

BACA JUGA:Puan Maharani Dorong RUU KIA, Begini Kata KPAI

Hampir semua dari penduduk setempat waktu itu tidak bisa menerima hadirnya agama Islam mereka tetap pada keyakinannya.

Selain itu pula sebenarnya mereka merasa takut untuk berhadapan dengan  kesaktian Para Wali.

Sehingga dengan serempak mereka melarikan diri dengan menggunakan bermacam macam ilmu kemampuannya.

Ada yang berubah wujud agar tidak kelihatan sebagaimana manusia biasa (Mokswa, Tilem)   atau  meninggalkan desa masing-masing dengan tujuan untuk bersembunyi.

BACA JUGA:Cirebon Power Raih PDB Award 2022, Berhasil Berdayakan Masyarakat Pesisir

Konon katanya sejak itulah Desa Gede dikenal dengan nama Desa Linggajati atau Linggarjati dan Gunung Gede sejak itu pula lebih dikenal dengan nama Gunung Cereme.

Yang diambil diambil dari kata Mangcereman (Musyawarah) dan pada masa penjajahan Belanda Gunung Cereme di populerkan dengan nama Gunung Ciremai.

Seperti diketahui, gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Kini Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.

BACA JUGA:Cirebon Power Raih PDB Award 2022, Berhasil Berdayakan Masyarakat Pesisir

Versi lain, nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam).

Hanya saja sering kali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.

Demikian sejarah nama Gunung Ciremai dalam beberapa versi terkait asal-usulnya. Yang juga tidak lepas dari kisah para wali. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: