Untuk yang dari Garut bisa ditempuh melalui Pameungpeuk, ke timur menyusuri jalur jalan lintas selatan. Dari Pamempeuk berjarak 36 km. Setelah melalui perkebunan karet Miramare itu, di sanalah Leuweung Sancang ini berada.
Kalau dari Kabupaten Tasikmalaya lebih gampang lagi. Setelah sampai Cipatujah, langsung menyusuri jalan lintas selatan ke Barat. Kemudian sampai di tapal batas Tasik- Garut di Cibalong, sudah dekat dengan hutan Sancang tersebut.
Luas Leuweung Sancang sekitar 2.175 hektare. Leuweung Sancang memiliki keindahan dan potensi sumber daya alam yang menakjubkan.
Dengan segala potensinya, Leuweung Sancang ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh pemerintah pada 1959, berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 116/Um/59.
BACA JUGA:SIBUK! Ini Deretan Penerbangan di Bandara Kertajati Bulan Mei 2023
Di Leuweung inilah tersimpan misteri besar. Tempat tersebut diyakini sebagai lokasi menghilangnya Prabu Siliwangi, Maha Raja Pajajaran.
Entah masuk akal atau tidak, cerita rakyat menyebutkan Leuweung Sancang sebagai tempat pelarian Prabu Siliwangi. Baginda Maha Raja Pajajaran ini dikejar oleh putranya, Prabu Kian Santang agar memeluk agama Islam.
Karena tidak mau masuk Islam, Prabu Siliwangi lari ke hutan itu. Di hutan tersebut terdapat satu pohon yang menjadi ikon dari Leuweung Sancang. Namanya pohon Kaboa.
Pohon Kaboa merupakan sejenis kayu langka yang hanya ada di daerah Leuweung Sancang. Atau hanya ada di perkebunan karet Miramare Desa Maroko, Cibalong.
Berdasarkan kepercayaan setempat, Kaboa berasal dari tulisan Prabu Siliwangi sebelum menghilang. Sebelum menghilang, maharaja menuliskan kalimat pada sebuah pohon,. Yakni “kaboa panggih, kaboa moal”.
Hingga sekarang di hutan itu diyakini terdapat harimau putih. Konon harimau putih itu dipercaya sebagai jelmaan Prabu Siliwangi. Harimau putih tersebut yang menjaga kelestarian Leuweung Sancang.
Jika penasaran, ayo kita buktikan jalan ke sana. Selain memastikan legenda tersebut, juga pemandangan sangat indah.(*)