Jalur Disabilitas di Smansa Tanpa Pendaftar

Jalur Disabilitas di Smansa Tanpa Pendaftar

Muti, siswa disabilitas dari SLB-B YPLB Majalengka, menjalani prakerin di Fitra Hotel. Muti berfoto bersama kepala sekolah dan ibunya. -istimewa-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM – Para penyandang disabilitas sebenarnya memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan di sekolah umum favorit di Kabupaten Majalengka, termasuk melalui jalur disabilitas dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), seperti di SMAN 1 Majalengka (Smansa) pada tahun ajaran 2025/2026.

Namun, sejauh ini belum ada pendaftar dari jalur tersebut.
Kepala SMAN 1 Majalengka, H. Mohamad Ali SPd MAP menyebutkan bahwa meskipun PPDB menyediakan jalur khusus disabilitas, tidak satu pun siswa mendaftar melalui jalur tersebut ke Smansa.

Kepala SLB-B YPLB Majalengka, Sri Aminah SPd menjelaskan bahwa siswa disabilitas memang memiliki kesempatan untuk bersekolah di lembaga pendidikan reguler seperti Smansa, tetapi hal tersebut tergantung pada kondisi fisik maupun kesiapan mental siswa.

“Kalau kondisi anak memungkinkan dan dia siap belajar di sekolah umum, tentu bisa melanjutkan ke sana. Tapi tetap harus ada pendampingan. Misalnya, salah satu lulusan SLB-B kami, Azhar, melanjutkan ke SMK Panyingkiran. Kini dia sudah duduk di kelas III,” ungkap Sri.

BACA JUGA:PDIP Majalengka Siap Tempuh Kasasi

Menurutnya, Azhar mampu melanjutkan pendidikan karena didukung orang tua yang menyiapkan pendampingan, serta karena Azhar memiliki kemampuan di bidang desain grafis.

“Alhamdulillah, Azhar sekarang belajar di sekolah umum, SMKN Panyingkiran, dan sudah masuk kelas III. Saya pribadi berpendapat, lulusan SLB lebih cocok melanjutkan ke sekolah kejuruan seperti SMK, bukan ke sekolah umum,” tambahnya.

Sri juga menegaskan bahwa siswa disabilitas tidak kalah dengan siswa lainnya. Ia menyebutkan bahwa empat siswa kelas XI dari SLB YPLB Majalengka saat ini sedang melaksanakan Prakerin (Praktik Kerja Industri) di Fitra Hotel Majalengka. Salah satu siswa, Muti, asal Blok Senin, Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, menunjukkan kemandirian dan ketekunan selama menjalani praktik di hotel tersebut.

Ibu Muti, Evi Apriati (40), mengaku bersyukur dan bangga anaknya yang menyandang tuna rungu bisa melaksanakan Prakerin di hotel.

BACA JUGA:Pembangunan Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jateng Dipercepat, Dukung Program MBG

“Kami sering video call saat akan makan, dan saya melihat bahwa anak-anak disabilitas ternyata mampu bersaing dengan anak-anak yang normal,” ujar ibu dari empat anak ini.

Pendapat serupa diungkapkan Aji (55), warga Perum Sindangkasih, yang memiliki anak kembar penyandang disabilitas. Salah satu anaknya saat ini menempuh pendidikan di SMA SLB-B YPLB Majalengka. Ia memilih tidak menyekolahkan anaknya di sekolah umum.

“Sebenarnya, kalau kondisi anak memungkinkan dan dia ingin sekolah di sekolah umum, tentu bisa saja. Tapi saya memilih tetap di SLB,” ungkapnya.

Aji menilai bahwa kemampuan dan kondisi anak sangat menentukan apakah anak disabilitas bisa mengikuti pendidikan di sekolah umum. Namun, menurutnya, jika memungkinkan pun, mereka tetap memerlukan pendampingan. (ara)

BACA JUGA:Kejari Musnahkan Barang Bukti dari 53 Perkara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: