Wujudkan Desa Bersih Dari Sampah, TPS Desa Leuwimunding Tekan Volume Sampah TPA Heuleut

Wujudkan Desa Bersih Dari Sampah, TPS Desa Leuwimunding Tekan Volume Sampah TPA Heuleut

Aktivitas Kepala Desa Desa Leuwimunding, Aang Rukman Lesmana di TPS. Desa tersebut menjadi satu satunya desa di kecamatan Leuwimunding yang memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga dapat menekan volume sampah di TPA Heuleut Kadipaten ONO CAHYONO/--

"Bahkan jika dihitung untuk membersihkan tumpukan sampah di TPS ini sampai diangkut oleh 148 dump truk selama seminggu karena kondisinya sudah penuh akibat tidak dikelola selama satu tahunan," tutur Aang.

 

Ditambahkan Aang, selama sepekan itu truk sampah mengangkut gundukan sampah-sampah yang ada di TPS untuk kemudian di buang ke TPA Heuleut. 

 

Aang lantas mewujudkan bahwa pengelolaan sampah di TPS-nya harus lebih efektif. Minimalnya bisa habis di TPS dan tidak dikirim ke TPA Heuleut. Akhirnya dibantu oleh dua orang warga yang setiap hari mengelola sampah dilokasi itu, selama satu tahun terakhir ini Desa Leuwimunding tidak lagi menyumbang sampah-sampah ke TPA Heuleut.

 

"Sementara ini yaitu penanganannya bagaimana kita berupaya agar tidak ada lagi sampah di desa dan tidak menimbulkan permasalahan baru. Adapun nilai ekonomis itu sebuah bonus," imbuh Aang.

 

Aang mengaku jangka pendek penanganan sampah di desa Leuwimunding sendiri yakni habis di bakar. Ini belum dapat memaksimalkan karena minimnya alat atau teknologi pembakaran yang baru.

 

"Tujuannya sih bukan hanya bisa habis dibakar saja, tetapi di kelola supaya ramah lingkungan. Saat ini baru ada tungku pembakaran saja. Kedepan kita juga sudah memikirkan agar menyiapkan teknologi tungku pembakaran dapat mengeluarkan uap bukan lagi mengeluarkan asap," tegas Aang.

 

Menurut dia, teknologi baru tungku pembakaran sampah memang sudah ada di Bogor. Pengadaannya cukup besar. Saat ini di TPS tersebut baru menggunakan tungku biasa meski tidak dapat maksimal karena tingginya volume sampah yang masuk.

 

Sementara ini, Aang mengaku banyak permintaan dari beberapa desa lainnya terkait sampah agar dapat dikelola di TPS-nya. Namun dia menolak karena alat yang belum maksimal. Selama ini pihaknya hanya menggunakan dua pipa pembakaran menggunakan blower. Dua tungku yang ada saat ini tidak bisa habis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: