Musim Penghujan, Perajin Anyaman Keset Kebanjiran Order

Musim Penghujan, Perajin Anyaman Keset Kebanjiran Order

UNTUNG BESAR: Menjelang musim penghujan menjadi berkah tersendiri bagi perajin keset. Kerajinan berbahan kain di wilayah Kecamatan Leuwimunding kabupaten Majalengka ini bahkan meningkat hingga 100 persen.-istimewa-Radarmajalengka.com

LEUWIMUNDING, RADARMAJALENGKA.COM - Menjelang musim penghujan menjadi berkah tersendiri bagi perajin keset. Kerajinan berbahan kain di wilayah Kecamatan Leuwimunding kabupaten Majalengka ini bahkan meningkat hingga 100 persen.

Salah seorang perajin keset di Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Nanang mengaku saat ini produksinya terus ditambah, namun sayangnya para pekerja sulit diperoleh karena banyak yang pergi ke sawah.

"Saat ini permintaan keset kain produksinya mulai meningkat, kondisi seperti ini biasa terjadi di setiap musim penghujan," tutur Nanang, kemarin.

Ia menuturkan jika musim kemarau kemarin permintaan pasar keset hanya sebanyak 5 hingga 10 kodi per minggunya, kali ini pada musim penghujan naik hingga 25-30 kodi perminggunya.

BACA JUGA:Toto Warsito Juara 1 Anugerah PNS Berprestasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2023

BACA JUGA:Menteri Desa PDTT, Siap Mensupport Program-Program Disway National Network

“Permintaan pasar mulai naik biasa terjadi setiap musim penghujan. Mungkin semua keluarga butuh keset, curah hujan mempengaruhi, karena kaki sering basah,” ungkap Nanang yang sudah beberapa tahun terakhir memproduksi keset.

Menurutnya ada sebuah toko grosir barang yang setiap minggunya mampu menjual hingga 6 sampai dengan 7 kodi, ada pula yang hanya sekitar 2 hingga 3 kodi saja.

Karena permintaan pasar tinggi jumlah pekerja pun biasanya ditambah, jika setiap harinya biasa mempekerjakan hanya 10 orang, ketika musim penghujan pekerja bisa ditambah menjadi 20 orang per harinya.

“Namun pekerja sangat sulit apalagi jika musim tanam, karena banyak yang ke sawah. Para pekerja di sini mengerjakan anyaman kesetnya hanya sebatas sampingan saja karena mungkin upahnya murah,” tutur Nanang.
Menurut Nanang, upah untuk pembuatan satu anyaman keset kain hanya sebesar Rp2 ribu saja, jika dibanding bekerja ke sawah upah yang diperoleh sangat jauh sehingga para pekerja saat musim tanam memilih mengolah lahan ke sawah.

BACA JUGA:SSB Asag Biha Majalengka Gelar Kejuaraan Usia Dini

BACA JUGA:Begini Apdesi Majalengka Terkait Revisi UU Desa Tentang Masa Jabatan Kepala Desa

Upah murah tersebut karena harga jual kesetnya pun sangat murah hanya dijual seharga Rp7.500 per buah atau Rp150 ribu per kodinya.

Sedangkan untuk bahan baku menurut Nanang, mudah diperoleh karena kebetulan di Majalengka sekarang ini banyak pabrik garmen. Di sana banyak limbah kain yang tidak dimanfaatkan dan limbahnya di jual dengan harga murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: