Padi Petani Diserang Hama Burung
PUKUL KALENG BEKAS: Untuk menghalau burung-burung, petani menabuh kentongan atau kaleng bekas. -Almuaras-Radarmajalengka.com
MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Petani di Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka harus terus berjuang agar padi yang mulai menguning bisa dipanen dengan maksimal.
Pasalnya, setelah para petani berjuang menghadapi kekeringan, kini harus menyelamatkan padi mereka dari serangan burung pipit.
Seorang petani, Uka menyebutkan ribuan burung secara bergerombol datang menyerang padi yang mulai menguning.
“Burung-burung pipit itu memakan butiran padi hingga nyaris habis. Coba lihat di petak sana padinya memutih karena habis dimakan burung-burung kecil itu,” keluh Uka kepada Radar saat menghalau ribuan burung pipit di tanaman padinya.
BACA JUGA:Petugas Tertibkan APS yang Melanggar
BACA JUGA:Cara Beli Tiket Kereta Cepat Whoosh Bandung-Jakarta di Aplikasi Livin By Mandiri Dengan Mudah
Nah untuk menghalau burung-burung tersebut petani menghalaunya dengan menabuh kentongan atau kaleng bekas. Supaya burung-burung itu kabur dan tidak memakan butiran padi.
“Kami mengusir burung-burung yang jumlahnya ribuan itu dengan bunyi bunyian agar butiran padi tidak habis dimakan burung,” ujarnya.
Para petani juga memasang tali yang membentang di atas tanaman padi dengan dipasangi kaleng-kaleng kecil. Sehingga bila ketebak angin bisa berbunyi dan bisa menghalau burung- burung itu.
“Kami setiap pagi, sore dan malam hari keliling menabuh bunyi-bunyian untuk menghalau hama burung pipit,” ujar Uka diiyakan petani lainnya asal RW 03 Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka, Kusnan (55).
BACA JUGA:Tempat Wisata Dekat Stasiun Tegalluar, Bernuansa Estetik
BACA JUGA:Wisata Dekat Dengan Tempat Transit Kereta Cepat Bandung
Ditambahkan Kusnan dirinya pernah mencoba memasang jaring untuk bisa menangkap burung-burung itu, tapi ternyata burung-burung itu tidak ada satupun yang terkena jaring.
”Makanya kami memilih mengusirnya secara tradisional dengan menabuh bunyi-bunyian dengan kaleng atau kentongan bambu untuk bisa mengusir burung-burung tersebut,” kata Kusnan kepada Radar, kemarin.
Diungkapkan Kusnan, para petani nyaris gagal panen karena kekeringan akibat tidak juga kunjung ada hujan, sehingga terpaksa menyedot air dari sungai dengan mesin diesel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: