Kemarau Panjang, Tembus 23 Ribu Jiwa yang Terdampak Kekeringan

Kemarau Panjang, Tembus 23 Ribu Jiwa yang Terdampak Kekeringan

KORBAN KEKERINGAN: Imbas dari kekeringan warga harus rela mengantre bantuan air bersih yang disalurkan Polres Majalengka beberapa waktu lalu.-Baehaqi-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Di musim kemarau tahun ini jumlah warga yang terdampak kekeringan di Kabupaten Majalengka semakin bertambah. Dari data yang disampaikan BPBD Majalengka jumlah warga yang terdampak kekeringan tah menembus angka 23.849 jiwa atau 6.753 KK.

Data tersebut disampaikan Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengatakan saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (7/10)

"Musim kemarau di tahun ini jumlah warga yang terdampak kekeringan tah menembus angka 23849 jiwa atau 6753 KK,” jelasnya.

Sedangkan pada pertengahan September 2023 lanjut dia, jumlah warga terdampak kekeringan di Kabupaten Majalengka tercatat mencapai 14.279 jiwa atau 4.714 KK.

BACA JUGA:Perbedaan Extra Virgin Olive Oil Dengan Extra Light Olive Oil Perlu Diketahui

BACA JUGA:Resep Dessert Olahan Lidah Buaya Enak dan Sehat

Bertambahnya jumlah warga terdampak kekeringan tersebut tidak terlepas dari mundurnya prediksi awal musim hujan di wilayah Majalengka hingga November 2023. "Fenomena El Nino juga turut memengaruhi bertambahnya jumlah warga terdampak kekeringan," katanya.

Selain itu dirinya juga mengatakan, lebih dari 23 ribuan warga terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini tersebut tersebar di 10 kecamatan se-Kabupaten Majalengka.

Di antaranya, Kecamatan Majalengka, Lemahsugih, Cigasong, Panyingkiran, Kasokandel, Palasah, Leuwimunding, Kadipaten, Kertajati, dan Jatitujuh.

BACA JUGA:Mantan Ketua DPD PAN Cirebon Heru Subagia: Ganjar Paham Nilai Budaya Kearifan Lokal

BACA JUGA:4 Tips Membuat Masker Bahan Dasar Lidah Buaya Untuk Kecantikan Kulit

Namun, pihaknya mengakui hanya terdapat 17 desa di 10 kecamatan tersebut yang terdampak kekeringan cukup parah meski tak menyebutkan detailnya.

Bahkan, warga di desa-desa itu pun mengalami krisis air bersih sejak beberapa waktu lalu, karena sumber air milik warga mengering akibat musim kemarau.

Karenanya, mereka hanya mengandalkan bantuan air bersih yang disalurkan rutin setiap hari dari BPBD, PMI, PDAM, TNI, Polri, dan lainnya untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Tidak menutup kemungkinan jumlah warga terdampak kekeringan bakal bertambah, karena mundurnya prediksi awal musim hujan di Majalengka," ujar Rezza Permana. (bae)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: