Kabupaten Cirebon Timur Jejak Prabu Amuk Marugul hingga Kepangeranan Gebang

Kabupaten Cirebon Timur Jejak Prabu Amuk Marugul hingga Kepangeranan Gebang

Kantor sekretariat Forum Cirebon Timur Mandiri (Foto. Harun)--

Pengertian lainnya, Japura merupakan singkatan ‘gajah’ dan ‘pura’, artinya sebuah kota yang pada pintu gerbangnya terdapat ornamen gajah.

BACA JUGA:Belajar Pemanggilan Roh Halus, Ternyata Ketua BPUPKI Adalah Anggota Freemason

Ada pula yang berpendapat, bahwa nama Japura diambil dari tokoh legenda yang bernama Gajah Pura atau Sri Gading yang pernah berperang melawan Gajah Paminggir karena berebut seorang putri.

Pusat nagari ini diperkirakan terletak dalam wilayah Desa Astana Japura Kecamatan Astana Japura Kabupaten Cirebon.

Di lokasi tersebut terdapat sebuah sumur yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai sumur keraton Nagari Japura.

Jika melihat dari bukti tersebut jarak lokasi pusat pemerintahan Japura dari pantai sekitar 5 km.

Namun, pada masa itu, jarak pusat pemerintahan tentu lebih dekat lagi, yaitu sekitar 2,5 km. 

Dikutip dari RH Unang Sunardjo, "Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan: Kerajaan Cerbon 1479-1809". Bandung: Penerbit Tarsito, tahun 1983, posisi pusat pemerintahannya tak jauh beda dengan Singapura atau wilayah-wilayah pesisir lainnya pada masa itu yang dekat dengan pantai, hingga bisa dipastikan senantiasa terdapat muara sungai untuk pelabuhan perahu-perahu dagang atau nelayan setempat.

BACA JUGA:GEBANG Dahulu Hutan Angker, Babad Alas Pakai Keris Setan Kober Dibantu Bangsa Jin, Pendirinya Punya 6 Julukan

Dikutip dari Cortesao, Armando. 1944. "The Suma Oriental of Tome Pires". London: The Hakluyt Society, menurut Tome Pires tahun 1513, kemampuan Pelabuhan Japura sebanding dengan Muara Jati. Digambarkannya Pelabuhan Japura yang terletak antara Cirebon dan Losari tersebut berpenduduk 2.000 orang, yang tersebar di berbagai dusun.

Japura diduga sebagai pemukiman tua, karena jauh sebelum dikenal sebagai nagari yang kuat. Disebutkan ada bukti arkeologis yakni sebuah situs yang berbentuk batu karang sebesar dan setinggi anak kecil oleh masyarakat setempat disebut Bumi Segandu.

Berdasarkan pendapat para arkeolog, bahwa keberadaan Bumi Segandu merupakan tanda kepurbaan dari lokasi itu dan sekitarnya serta keberadaan dan fungsinya diidentikkan dengan menhir.

Keberadaan Pelabuhan Japura tidak lepas dari pengelolaan yang baik dari pemimpinnya, yakni Raden Panji Wirajaya Sang Amuk Marugul Sakti Mandraguna.

Nama ini begitu melekat dan jadi bagian tradisi tutur yang beredar luas di masyarakat Cirebon terutama daerah sekitar Astana Japura. Bagi sebagian orang nama dan gelarnya begitu mencerminkan kharisma, terkesan angker penuh wibawa.

Sebagai pemimpin Nagari Japura, Amuk Marugul meninggalkan banyak jasa yang tak terkira harganya, semisal optimalisasi Pelabuhan Japura, pembangunan Telaga Maharena Wijaya (Waduk Setu Patok), Telaga Darma (Waduk Darma) yang manfaatnya masih dapat dirasakan sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: