Punya Kawah Ganda Titik Letusan Disebut Gowa Walet, Para Wali Sering Berunding di Gunung Ini, Cek Fotonya

Punya Kawah Ganda Titik Letusan Disebut Gowa Walet, Para Wali Sering Berunding di Gunung Ini, Cek Fotonya

Para pendaki gunung, beserta warga lokal yang mengantar dan membawa perlengkapan, beristirahat di lereng Gunung Ciremai tahun 1929 (Universitas Leiden)--

RADARMAJALENGKA.COM-Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Gunung Ceremai sering kali secara salah kaprah dinamakan Ciremai, dengan nama latin: Gunung Cereme. adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat

Nama gunung ini berasal dari kata cereme atau Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam. Namun sering kali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.

Gunung tertinggi di Jawa Barat ini juga menyimpan beraneka legenda dan cerita mistis. Ternyata dulunya bernama Gunung Gede.

Lalu, bagaimana sejarahnya gunung setinggi 3.078 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL) tersebut sampai berubah nama jadi Ciremai?

Menurut riwayat, nama Gunung Ciremai berasal dari kata Pencecereman yang artinya perundingan para wali. Masyarakat setempat percaya bahwa zaman dulu wali songo datang ke puncak Gunung Ciremai untuk berunding.

Dahulu Gunung Ciremai bernama Gunung Gede. Penamaan tersebut dikarenakan Gunung Ciremai memiliki bentuk yang sangat besar.

Di kaki bukit Gunung Ciremai pada saat itu terdapat Desa Gede sebelum berubah nama menjadi Desa Linggarjati.

Wali songo dikisahkan kerap mengadakan musyawarah di Gunung Gede untuk mengajak masyarakat masuk Islam. Tidak semua penduduk Desa Gede menerima Islam.

Mereka meninggalkan desa karena takut dengan kesaktian pada wali. Sejak kepergian masyarakat Desa Gede, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan beberapa tokoh lain mengubah nama Desa Gede menjadi Desa Linggarjati.

Gunung Gede pun turut berubah nama menjadi Gunung Ciremai yang berasal dari kata Pencecereman yang artinya perundingan atau musyawarah.

Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar.

Sebagian besar hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan hutan primer. Hutan di kawasan Gunung Ciremai terbagi atas hutan dataran rendah, hutan hujan pegunungan, dan hutan pegunungan sub alpin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: