Ketika Para Cyclist Cirebon 'Manasik' Keliling Gunung Ciremai, Naik Hajinya di Bromo KOM 2023
Komunitas Cyclist Kadal Cirebon berlatih keliling Gunung Ciremai atau Tour de Ciremai sebelum mengikuti event Bromo KOM.-Istimewa-radarmajalengka.com
BACA JUGA:Bandara Kertajati Pada Akhirnya Akan Ramai, Tanda-tandanya Sudah Terlihat
Dalam TDC Minggu kemarin start di depan pom bensin Shell, Sunyaragi Kota Cirebon. Kemudian melintasi Sumber Kabupaten Cirebon dan langsung menuju Majalengka.
Setelah sampai Sukahaji Majelengka, para goweser tersebut memilih jalan alternatif menuju Maja. Dari Maja, langsung melewati tanjakkan Cikebo yang berkelok nan syahdu itu. Turun ke Cimeong dan kemudian Talaga.
Dari Talaga kemudian menuju Cikijing. Dengan khusyuk para goweser ini masih tampak bersemangat mendaki kelokan Cikijing yang menuju Kuningan.
Setelah masuk gerbang Kuningan, kemudian belok kanan menuju jalan ke arah Kecamatan Subang. Setelah itu belok kiri mengitari Waduk Darma melalu jalur dalam.
BACA JUGA:SIMAK NIH! Harga Tiket Cirebon - Kertajati, Bandung - Kertajati, Mulai dari Rp 80 Ribu Loh
Dari waduk Darma menuju RM Cipondoh di Kadu Gede untuk istirahat makan. Setelah itu menuju ke Cigugur. “Harus isi karbo dulu, biar tambah semangat,” ungkap “Abah” Edi Novrijanto yang tahun lalu juga mengikuti Bromo KOM.
Nah, dari Cigugur ini kemudian melanjutkan tantangan berikutnya. Menanjak ke Palutungan. Tanjakkan ini terkenal syahdu dan “ngeri mgeri sedap”. Apalagi untuk nanjak di rute ini, tinggal sisa tenaga karena Tim “Kadal” sudah menempuh jarak 100 km.
Kemudian setelah sampai Buper Palutungan Kuningan turun kembali ke Cigugur. Dari sini kemudian menuju Gunung Keling, Cirendang dan langsung turun ke Cirebon. Pulang ke rumah masing-masing.
Apa target Tim “Kadal” di event Bromo KOM? “Tidak muluk-muluk. Kami ingin tim ‘Kadal’ bisa finish di bawah COT (cut of time) sudah bagus,” kata William Kho bersemangat.
BACA JUGA:KALA Chef Juna Mau Jadi Penerus Tahu Bungkeng Sumedang, Begini Katanya
“Tahun lalu banyak yang tidak finish. Yang finish pun banyak pula yang sudah melewati batas COT,” timpal “Abah” Edi.
Seperti diketahui, Bromo KOM Challenge adalah even sepeda menanjak yang paling banyak ditunggu oleh cyclist di Indonesia. Bahkan even ini merupakan “ritual” wajib bagi para penghobi gowes. Tidak salah jika Bromo KOM Challange dijuluki “Naik Haji”-nya para pesepeda Indonesia.
Event ini rutin digelar setiap tahun, sejak 2014. Namun ketika pandemi covid, even ini sempat satu tahun terhenti. Yakni di tahun 2021. Tahun lalu, 2022, even ini kembali digelar dan disambut penuh antusias.
Pada tahun 2022, Bromo KOM Challenge ini diikuti 1.000 cyclist dari seluruh Indonesia. Mereka mewakili 342 komunitas. Dari 135 kota di 30 provinsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: