NGERI-NGERI SEDAP! Sejarah Tanjakan Jahim, Penghubung Majalengka dengan Ciamis
Tanjakan jahim di perbatasan Ciamis dan Majalengka. Ada istilah Sunda Mataraman yang dikaitkan dengan perubahan nama Galuh menjadi Ciamis.-Syarif Thoyibi/Ist-radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM – Tanjakan Jahim merupakan jalan jembatan yang menghubungkan antara Kabupaten Majalengka dengan Ciamis. Area ini begitu populer baik karena faktor sejarah juga mitos yang menyelimutinya.
Tanjakan Jahim memiliki beberapa situs sejarah, misalnya Situs Budaya Batu Panjang dan lainnya. Tetapi tidak banyak yang mengetahui persis bagaimana penamaan hingga akhirnya menggunakan nama yang ada sekarang ini.
Akses lokasi Tanjakan Jahim ini berada di jalan Cikijing-Panjalu, Cibeureum, Sukamantri, kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Meski diselimuti beragam mitos, namun keindahannya juga mempesona.
Karenanya, Tanjakan Jamin ini bisa dibilang ngeri-ngeri sedap. Ngeri karena medannya juga kabut yang seringkali turun di pagi, siang, sore dan malam hari. Juga sedap, karena pemandangannya memang indah.
BACA JUGA:BAKAL JADI KENYATAAN! Tol Kertajati Indramayu, Menyambung ke Tol Cisumdawu, Bupati Nina Minta 2023
Nama jahim sendiri konon diambil dari nama “neraka jahanam” dikarenakan menurut beberapa kabar yang beredar tanjakan ini memiliki cerita yang berkaitan dengan mistis.
Salah satu cerita yang beredar di kalangan masyarakat yakni pada zaman dahulu tanjakan jahim merupakan tempat berkumpulnya para pelaku begal dan juga bajing loncat.
Para pelaku ini sering sekali menggangu masyarakat yang melintas dikawasan tanjakan jahim. Tak segan-segan mereka dikabarkan sering sekali mengincar sampai dengan merampas barang bawaan milik para pelintas di tanjakan jahim.
Bahkan jika para pelintas tersebut menolak untuk memberikan barang bawaan mereka, para bajing loncat dan para begal ini melukai dan membunuh para pelintas yang menolak memberikan barang barangnya.
BACA JUGA:WOW! Indramayu Bakal Punya Tol, Nyambung dari Kertajati dan Cisumdawu
Cerita lain yang beredar dikalangan masyarakat sekitar, yaitu konon katanya pada saat masa pasca kemerdekaan sekitar tahuunn 1960-1980 an.
Pada masa itu terdapat organisasi yang bernama petrus (penembak misterius) yang bertugas untuk menghakimi para pelaku tindak klriminal dan kejahatan, seperti bajing loncak dan para begal.
Para organisasi petrus tersebut dikabarkan menjadikan tanjakan jahim sebagai tempat pembuangan mayat setelah melakukan pengeksekusian.
Cerita kelam ini, diperkuat oleh mitos yang beredar bahwa para masyarakat yang melintasi tanjakan jahim sering sekali melihat bangsa lelembut yang menampakan diri pada malam hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: