Setelah sekian lama menimba ilmu dari Sunan Ampel kemudian beliau menimba ilmu ke Sultan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Cirebon ayah handa dari Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Setelah menimba ilmu dari Sunan Gunung Jati, Syekh Muhammad Soleh diperintahkan oleh gurunya itu untuk berdakwah dan membantu putranya Sultan Maulana Hasanuddin yang pergi ke Banten dan lama tidak kembali ke Cirebon.
Ketika mayoritas masyarakat Banten masih beragama Hindu yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umum yang pusat kekuasaannya berada di Banten Girang.
Singkat kata Syekh Muhammad Soleh pun pergi ke Banten dan mendapat kabar bahwa Maulana Hasanuddin di berada di Gunung Lempuyang dekat kampung Merapit Desa Ukirsari Kecamatan Bojonegara.
Setelah bertemu Maulana Hasanuddin menolak untuk segera kembali ke Cirebon karena merasa terpanggil untuk mengislamkan tanah Banten yang masih mayoritas pemeluk agama Hindu.
Syekh Muhammad Soleh pun akhirnya menetap di di Gunung Santri dan mulai berdakwah menemani Sultan Maulana Hasanuddin.
Melihat keahliannya Sultan Maulana Hasanuddin pun mengangkat Syekh Muhammad Soleh untuk menjadi pengawal sekaligus penasehat dengan julukan Cilikoret.
Namun syiar Islam yang diupayakan oleh Sultan Maulana Hasanuddin mendapat tantangan dari Prabu Pucuk Umun Sang penguasa Banten kala itu.
Pucuk Umun merasa semakin kehilangan pengaruh sejak masuknya agama Islam yang dibawa oleh Sultan Maulana Hasanuddin.
Melihat meluasnya ajaran agama Islam di Banten sampai bagian selatan Gunung Pulosari hingga Pulau Panaitan Ujung Kulon, Prabu Pucuk Umun pun menantang Sultan Maulana Hasanuddin untuk bertarung dengan cara mengadu ayam jago.
Tantangan itu pun lalu diterima oleh Sultan Maulana Hasanuddin dengan senang hati.
Setelah bermusyawarah dengan pengawalnya Syeh Muhammad Soleh akhirnya disepakati bahwa yang akan bertarung melawan ayam jago milik Prabu Pucuk Umun adalah Syekh Muhammad Soleh yang nantinya akan berubah wujud menjadi bentuk ayam jago, Seperti halnya ayam jago biasa.
Hal ini terjadi tentu atas kekuasaan Allah SWT yang memberi karomah kepada seorang waliyullah.
Singkat cerita pada waktu dan tempat yang telah ditentukan pertarungan dua ayam jago itupun berlangsung menegangkan kedua berisi keras untuk mendapatkan kemenangan
Hingga pada akhirnya ayam jago milik Sultan Maulana Hasanuddin yang memenangkan pertandingan.
Lalu Sultan Maulana Hasanuddin membawa ayam jagonya yang bisa tak lain jelmaan Syekh Muhammad Soleh itu dan pulang kerumah dan sesampainya dirumah ayam jago tersebut kembali menjadi sosok Syekh Muhammad Soleh.