RADAR MAJALENGKA - Radjiman adalah satu-satunya anggota Freemason berdarah Jawa yang tulisannya dimuat dalam Gedenkboek van de Vrijmetselarij in Nederlandsche Oost Indie 1767-1917 ( Buku Kenang-Kenangan Freemasonry di Hindia Belanda 1767-1917) yang diterbitkan di Semarang, Jawa Tengah, pada 1917.
Siapa tak kenal Radjiman Wedyodiningrat?
Tokoh kelahiran, Desa Mlati, Yogyakarta, 21 April 1879 ini adalah orang yang memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan ideolog yang cukup berpengaruh di negeri ini, khususnya di kalangan kelompok nasionalis sekular.
Bahkan, ada yang menyebut dirinya sebagai ideolog pertama yang dimiliki bangsa Indonesia.
BACA JUGA:Kementerian ATR/BPN Upayakan Perwujudan RDTR dengan Menekan Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Dalam sidang BPUPKI yang dipimpin Radjiman inilah, pertama kalinya Soekarno yang diberi kesempatan berpidato, memperkenalkan istilah Pancasila.
Sidang dilaksanakan di Pejambon, Jakarta Pusat, dengan beranggotakan 62 orang yang terdiri dari kalangan Islam dan nasionalis sekular.
Dalam persiangan yang berlangsung selama dua kali; tanggal 1 Juni 1945 dan 10-16 Juli 1945, dibahas tentang dasar negara dan konsep berbangsa dan bernegara. Nah, di tangan Radjiman inilah palu sidang dipegang.
Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat termasuk salah seorang founding father (pendiri) negeri ini. Ia dikenal sebagai aktivis Theosofi.
BACA JUGA:Beri Kuliah Umum di UNPAD, Menteri AHY Terangkan Keunggulan Sertipikat Tanah Elektronik
Bahkan, sebelum dirinya berangkat menimba ilmu di Eropa, ia sudah menjadi anggota organisasi internasional yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky tersebut.
Selain terpengaruh oleh pemikiran para petinggi Theosofi seperti Blavatsky, Annie Besant dan Leadbeather.
Radjiman juga sangat terpengaruh dengan para filsuf Barat, seperti; Immanuel Kant, Henry Bergson, dan Karl Marx.
Selain itu, sebagaimana dalam artikel-artikel yang ditulisnya di Surat Kabar Timboel yang dipimpinnya, Radjiman juga banyak mengutip pendapat Syekh Siti Jenar, Budha, Kristus, Hendrik Kraemer (seorang misionaris Kristen Jesuit yang cukup terkenal di Indonesia), bahkan Sigmund Freud.
BACA JUGA:PD Persis Belum Tentukan Sikap di Pilkada