Belajar Pemanggilan Roh Halus, Ternyata Ketua BPUPKI Adalah Anggota Freemason

Senin 14-08-2023,21:43 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Hubungannya dengan kalangan keraton inilah disebut-sebut menjadi gerbang pembuka bagi Radjiman untuk bertemu dengan tokoh-tokoh nasional lainnya, diantaranya Soekarno.

Selain menjadi pimpinan sidang BPUPKI, bersama Soekarno, Radjiman juga pernah menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

BACA JUGA:Sanggar Literasi AGP Lanjutkan Festival Sastra, Anak TK IGTK Kadipaten Ikuti Lomba Syair

Saat Boedi Oetomo di bawah kepemimpinan Radjiman, corak organisasi ini sangat kental dengan nuansa Theosofi. Dan di organisasi Boedi Oetomo, Radjiman-lah sosok yang dikenal dalam menjegal aspirasi Islam.

Dalam laporan kongres yang diselenggarakan pada 5-6 Juli 1917, Radjiman dengan tegas menolak usulan agar ajaran Islam dimasukkan dalam Boedi Oetomo.

Ia mengatakan, "Kebudayaan Jawa sifatnya bukan Islam. Hinduisme dan Budhaisme yang merangsang terciptanya karya-karya dan monumen-monumen seni.

Karya-karya tersebut, baik berbentuk kata maupun batu, adalah yang kini menjadi harta nasional bangsa.

BACA JUGA:Pemkab Gandeng Universitas Swadaya Gunung Jati

Jika mengikuti hukum Islam secara konsekuen, maka seni pahat, seni patung, seni sastra Jawa akan lenyap. Demikian pula nasib adat istiadat Jawa.

Kebiasaan utama pada saat kelahiran, perkawinan dan peristiwa-peristiwa keluarga lainnya, dasarnya adalah agama Hindu dan Budha.

Berdasarkan berbagai alasan, ia menyatakan sama sekali tidak dapat dipastikan bahwa orang Jawa Tengah sungguh-sungguh dan sepenuhnya menganut agama Islam.”

Usulan Radjiman yang menolak masuknya ajaran Islam dalam Boedi Oetomo kemudian diterima oleh peserta kongres.

BACA JUGA:Perumdam Tirta Bhakti Raharja Upayakan Tambah Debit Air Untuk Tingkatkan Wilayah Pelayanan

Inilah fakta sejarah, dimana sebuah organisasi yang dijadikan landasan sebagai kebangkitan nasional di sebuah negeri yang mayoritas penduduknya Muslim, tetapi sangat alergi terhadap ajaran Islam.

Boedi Oetomo tak lebih dari organisasi yang menjadikan asas sekularisme, Kejawen, dan Theosofi sebagal pijakan pergerakannya.

Sikap Radjiman terhadap Islam juga terlihat dalam tulisannya di Majalah Timboel, 1927. Bersama Singgih, teman diskusinya di pertemuan Rebo Wage, Radjiman menulis artikel yang menyerang Sarekat Islam dan H Agus Salim.

Kategori :

Terpopuler