Murid Syekh Abdul Muhyi Selamatkan Diri, Buyut Meuk Gugup Lahirlah Desa Malausma di Majalengka

Senin 07-08-2023,08:08 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

RADARMAJALENGKA.COM-"Diceritakan bahwa disebuah perkampungan yang kini menjadi pusat pemerintahan Desa Malausma tinggalah Sekelompok Masyarakat yang dipimpin oleh Buyut Mueuk.

Pada suatu hari Buyut Mueuk kedatangan seorang tamu yaitu Karta Braja. Kisah Karta Braja sendiri diceritakan sebagai salah satu murid dari seorang ulama besar di wilayah Pamijahan Tasikmalaya yaitu Syekh Abdul Muhyi dan diangkat sebagai salah satu Lurah Santri.

BACA JUGA:Penistaan Agama, Sebelum Panji Gumilang Dulu Ada Djojodikoro-Djawi Hiswara

Bagi para Ulama dan Santri pada masa itu tentu amatlah susah mengembangkan ajaran Islam karena hidup di bawah tekanan Pemerintah Kolonial Belanda, sehingga Syekh Abdul Muhyi pada waktu itu mengajarkan syiar Islam secara sembunyi dan menempati sebuah Gua yang kini dikenal Gua Pamijahan.

Setelah sekian lama mengajarkan ajaran Islam di dalam goa akhirnya tercium oleh Kolonial Belanda dan akhirnya diseranglah goa tersebut sehingga bagi yang selamat mereka berpencar terpisah menyelamatkan diri termasuk Karta Braja.

BACA JUGA:Benarkah Kepemimpinan di Indonesia Erat dengan Kekuatan Mistis?

Karta Braja berhasil selamat dari kejaran Kolonial Belanda, setelah sekian lama bersembunyi dan lari akhirnya sampailah di perkampungan Buyut Mueuk, kedatangan Karta Braja sendiri diterima dengan  baik oleh Buyut Mueuk beserta keluarganya dan penduduknya, dan akhir Karta Braja menetap dan mengajarkan ajaran Islam di wilayah tersebut bahkan diceritakan menikah dengan salah satu anak dari Buyut Mueuk hingga berbuah keturunan yang kini menjadi penduduk asli Malausma “.

Demikianlah babad tutur cerita awal mula berdirinya Desa Malausma, yang bersumber dari beberapa tokoh masyarakat keturunan Buyut Mueuk dan keturunan Buyut Kotek, yang dikutip dari laman milik desa Malausma.

BACA JUGA:Misteri Mantra Berbahasa Sunda Buhun, Rajah Bubuka

Babad adalah salah satu genre sastra, khususnya dalam sastra Jawa. Karya-karya sastra bergenre babad biasanya mengandung campuran antara sejarah, mitos, dan kepercayaan.

Menurut M. C. Ricklefs, ketepatan kandungan babad beragam, tetapi sejumlah di antaranya dapat dianggap agak tepat dan sumber sejarah yang berarti.

Malausma, menurut kepercayaan dua keturunan terdapat dua kisah yang berbeda. Pertama,  diceritakan pasukan kolonial Belanda mendengar informasi bahwa Karta Barja  menetap dan mengajarkan ajaran Islam di perkampungan Buyut Meuek.

BACA JUGA:Raksasa Kerdil Anjawong Ini Kisahnya di Naskah Kulit Kayu, Sosok Gaib Prabu Siliwangi

Pasukan kolonial Belanda menanyakan apakah ada orang yang bernama Karta Braja? 

Dengan gugup Buyut Meuk menjawab dengan bahasa Arab "Ma La Isma" artinya tidak ada orang tersebut di sini.

Kategori :