Di Depan Sergei Lavrov-Kamala Haris-Li Qiang, Jokowi Tegas: Punya Tanggung Jawab Tidak Ciptakan Perang Baru

Di Depan Sergei Lavrov-Kamala Haris-Li Qiang, Jokowi Tegas: Punya Tanggung Jawab Tidak Ciptakan Perang Baru

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato pembukaan dalam pertemuan hari ke 3 KTT ASEAN ke - 43. (Tangkapan Layar Youtube Kemkominfo TV)--

RADARMAJALENGKA.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka KTT ke-18 Asia Timur di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Forum itu dihadiri oleh para pejabat anggota KTT Asia Timur, termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, dan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang.

Dalam sambutan pembukaan, Jokowi menekankan kepada negara-negara anggota KTT bahwa mereka semua memiliki tanggung jawab yang sama-sama besar untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru, untuk tidak menciptakan perang baru," tegas Jokowi.

Jokowi kemudian melanjutkan bahwa seluruh anggota KTT Asia Timur memiliki tanggung jawab untuk menurunkan tensi yang panas, untuk mencairkan suasana yang beku, dan untuk menciptakan ruang dialog demi menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

"ASEAN telah bertekad untuk menjadikan kawasan ini sebagai epicentrum of growth, sehingga ASEAN akan terus bekerja memainkan peran sebagai kontributor perdamaian dan stabilitas."

Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan bahwa masyarakat dunia akan menilai apakah mereka pemimpin yg memiliki wisdom untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi semua. Ia juga meminta menjadikan forum ini sebagai tempat memperkuat kolaborasi, tempat memperkuat kerjasama, dan bukan justru mempertajam rivalitas.

"Di sinilah masyarakat dunia akan menilai apakah kita adalah pemimpin yang memiliki wisdom untuk menjadikan dunia tempat yang baik bagi kita semua," tutupnya.

Rusia dan AS diketahui sedang dalam ketegangan yang besar pasca serangan Moskow ke Ukraina. Ketegangan ini bahkan telah menarik retorika perang nuklir, di mana keduanya menyimpan 90% stok senjata berbahaya itu.

Dengan China, AS juga bersitegang terkait beberapa hal seperti Taiwan dan Laut China Selatan (LCS). Di dua wilayah itu, Beijing terus menekan klaim teritorialnya. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: