3 Abad di Belanda, 4 Arca Masa Singasari yang 'Mudik', Arca Ganesha Ada Simbol Tantrisme dan Tengkorak

3 Abad di Belanda, 4 Arca Masa Singasari yang 'Mudik', Arca Ganesha Ada Simbol Tantrisme dan Tengkorak

Sambut empat arca dari jarahan masa penjajahan Belanda di Museum Nasional Indonesia, Mendikbudristek sebut harta lainnya akan pulang secara bergelombang. --

Patung tersebut diserahkan ke pemerintah Hindia-Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) pada 1817 dan kemudian ditempatkan di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya, tiga arca (Bhairawa, Ganesha, Nandi) itu menyeberangi Samudera, pindah ke Royal Dutch Institute di Amsterdam, Belanda, tahun 1819.

Tiga arca selanjutnya berangkat dari Buitenzorg (sekarang Belanda) ke Belanda pada 1827-1828 dan menjadi koleksi National Museum of Antiquities, disusul tiga arca dari taman Institut Kerajaan Belanda pada tahun 1841.

Pada tahun 1904, keenam patung tersebut dipindahkan oleh National Museum of Antiquities ke Museum Volkenkunde, yang telah menjadi bagian dari Museum Nasional Kebudayaan Dunia di Belanda (NMVW) sejak 2014.

"Selain itu, berdasarkan penyelidikan asal-usul sebagaimana ditunjukkan di atas, masuk akal bahwa Engelhard bukanlah pemilik dan tidak mendapatkan izin untuk pemindahan tersebut. Dia menyimpan patung-patung itu di tamannya sendiri selama beberapa waktu dan kemudian menyerahkannya kepada pemerintah, setelah itu dikirim ke Belanda. Di Belanda, melalui koleksi lainnya, gambar-gambar tersebut disatukan kembali pada tahun 1904 dalam koleksi Museum Volkenkunde, yang kini menjadi bagian dari NMVW," kata Komite Koleksi Kolonial. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: