Mahathir Mohamad Sebut Kepri Milik Malaysia Bukan Indonesia, Begini Alasannya

Mahathir Mohamad Sebut Kepri Milik Malaysia Bukan Indonesia, Begini Alasannya

Mahathir Mohamad menyebut Kepri seharusnya bagian dari Malaysia. [email protected]

BACA JUGA:Surat Cinta

Namun, sejarah berubah karena kedatangan bangsa Barat. Belanda mengklaim wilayah yang sekarang disebut Indonesia. 

Adapun Inggris mengklaim wilayah yang kini bernama Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.

Pernyataan pria berusia 96 tahun itu pun sontak menuai banyak kritik, terutama dari berbagai pihak di Indonesia.

Deputi V Kantor Staf Presiden RI, Jaleswari Pramodhawardani menilai, komentar Mahathir Mohamad terkait Kepri salah kaprah. Menurutnya, ada standar kendali efektif dalam menentukan kedaulatan wilayah.

BACA JUGA:Gus Miftah Soal Rendang Babi, Tak Mau Disalahkan, Tetap Sebut Tak Punya Agama

"Hingga detik ini, satu-satunya entitas yang memiliki kendali atas wilayah Provinsi Riau adalah Pemerintah Republik Indonesia," kata Jaleswari melalui keterangan tertulis.

Jaleswari menerangkan, bahwa pemerintah Indonesia menggelar administrasi pemerintahan lewat proses demokratis di Kepulauan Riau, melakukan pencatatan penduduk, penerapan hukum nasional, dan penegakan hukum.

"Hal-hal itu merupakan urusan yang hanya bisa dilakukan pemerintahan yang sah," ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyarankan Mahathir berhenti melontar komentar yang bisa memicu ketegangan dengan Indonesia.

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Meninggal di Madinah, Terkena Serangan Jantung

"Daripada, membikin pernyataan-pernyataan yang justru menjadi masalah baru dalam hubungan Indonesia dan Malaysia."

"Cukuplah bagi generasi Indonesia maupun Malaysia, pengalaman di masa lalu yang meninggalkan bekas yang tidak sederhana dalam relasi Indonesia-Malaysia," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta.

Haedar juga berharap, tokoh-tokoh Indonesia meninggalkan potensi konflik di masa lalu yang dimiliki dua negara ini.

"Untuk kita melangkah ke hal baru, ke masa baru dan ke masa depan yang mewariskan kebersamaan Asean dan bangsa serumpun lebih pada titik temu daripada titik beda," pungkasnya. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: