Bulan Ramadan Sale Lidah Pisang Tetap Produksi
![Bulan Ramadan Sale Lidah Pisang Tetap Produksi](https://radarmajalengka.disway.id/uploads/58/2021/04/sale-pisang-ditunjukan-kuwu-dan-camat.jpg)
MAJALENGKA- Setelah beberapa bulan sempat terkendala karena pemberlakuaan PSBB pencegahan penyebaran Covid-19, kini produksi dan pemasaran sale lidah pisang Mak Oyot di Desa Rawa Kecamatan Cingambul mulai menggeliat kembali.
Pemilik sale pisang lidah Mak Oyot, Febi Putri Pratiwi mengatakan setiap hari memproduksi sale pisang secara tradisional mencapai 100 bal. “Alhamdulilah, setiap hari selalu habis dan dipasarkan ke Cirebon, Jakarta hingga mancanegara yakni Malaysia, Jepang dan Belanda,” ujar istri Ujang Rifki ini kepada wartawan koran ini.
Saat ini memiliki 14 orang pegawai yang bekerja mulai Subuh hingga sore hari. Memasuki bulan Ramadan, produksi sale pisang tetap berjalan untuk memenuhi pesanan pelanggan dan konsumen.
Bahan baku sale lidah adalah pisang Ambon yang agak matang dibeli dari Kabupaten Banjar. Pisang diiris hingga tipis lalu dijemur selama seminggu dan diberi adonan tepung dan bumbu khusus sehingga rasanya renyah dan enak.
Memproduksi sale lidah ini sangat bergantung kepada sinar matahari, sehingga bila musim penghujan sangat terkendala cuaca. Untuk mengembangkan usaha, tempat usahanya kini ditambah di Desa Sukaraos Kecamatan Cikijing. “Kami ingin terus mengembanngkan sale lidah ini dan kini sedang dirintis untuk pembuatan sale pisang bulat,” ujarnya.
Proses izin label halal dari MUI dan PIRT dari dinas terkait masih dalam proses, sehingga untuk ekspor ke mancanegara masih meggunakan label atau bendera perusahaan di Cirebon.
Kepala Desa Rawa, Ir Surisno menyatakan di desanya merupakan setra pembuatan makanan ringan. Produksi sale pisang lidah cukup populer hingga mancanegara, tapi sayangnya belum menggunakan lebel dari Rawa Kabupaten Majalengka karena masih berlebel dari Cirebon.
Ia berharap agar ke depan bisa memakai lebel asli Majalengka dan bukan Cirebon. “Kami ingin mengangkat nama Majalengka, sehingga lebel sale pisang lidah dan produk lainnya bisa menggunakan leel sendiri dan tidak numpang ke Cirebon,” ujar Kades Surisno.
Disebutkan, ada lima warga membuat sale pisang lidah yang cukup populer dan di Desa Rawa. Dan, ada 15 jenis makanan ringan yang diproduksi warga Desa Rawa. “Pemdes terus mensupport warga untuk mengembangkan usahanya. Alhamdulilah telah mengangkat Desa Rawa dari sebelumnya desa termiskin atau IDT kini menjadi desa berkembang,” ujarnya.
Camat Cingambul, Arie Herymana SIP MSi mengapresiasi keberadaan perajin makanan ringan di Desa Rawa. Ia mengakui keluhan para perajin di Rawa yang kesulitan untuk mendapatkan label halal dari MUI sebagai syarat untuk bisa tembus ke toko moderen. Padahal omzet pengusaha sale pisang sebelum pandemi Covid bisa mencapai Rp300 juta perbulan. ”Kami berharap dinas terkait bisa membantu dan memfasilitasi pengembahan usaha UKM di Kecamatan Cingambul,” harapnya. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: