Unik, Sepeda Kayu Tarik Perhatian
MAJALENGKA- Pada masa pandemi covid-19, Ridwan alias Ciwong (38) berhasil membuat sepeda dengan frame dari kayu. Pria asal Blok 1 RT/ RW 04/2 Desa Leuwiseeng Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka ini baru membuat 3 unit sepeda berbahan dasar kayu jati. Uniknya, kayu yang digunakan juga kayu jati limbah mebel yang masih bisa digunakan dan aman untuk di naiki orang dewasa dengan berat badan maksimal 95 kg . Ide membuat sepeda dari kayu berawal dari ramainya kegiatan gowes pada masa pandemi ini. Atas saran dan diskusi dengan seorang teman, akhirnya iapun membuat sepeda dengan setir dari kayu. Ridwan tidak menyangka karyanya itu mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Bupati Majalengka, DR H Karna Sobahi MMPd. Bahkan orang nomor satu di Kabupaten Majalengka memesan satu unit sepeda kayu tersebut. Diungkapkan suami dari Rini Wahyuni ini, untuk membuat satu unit sepeda dibutuhkan waktu selama 15 hari. Proses pembuatan ia lakukan bersama dua orang temannya. “Kayu jati limbah yang masih bagus dioven terlebih dahulu. Lalu dihaluskan dan di buat framenya sesuai bentuk yang diinginkan. Untuk memasang ban dan aksesori cukup dalam waktu sehari. Yang membutuhkan waktu lama adalah pembuatan frame. Hingga pengecatan, total waktu yang dibutuhkan sekitar 15 hari,” tuturnya. Diakuinya, bahan kayu jati limbah mebel diperoleh dari Blok Parung Gaul, Desa Bonang, Kecamatan Panyingkiran. Menurutnya, selama ini dirinya memproduksi sepeda kayu dengan modal seadanya. Ia sangat membutuhkan dukungan modal untuk mengembangkan produksi sepeda kayu ini. Ditegaskan dia, sepeda kayu buatannya dengan merek Tiloe C cukup aman untuk dinaiki terutama di jalan yang datar. Dikatakan harga satu unit sepeda dewasa sekitar Rp3 juta. Bila dilengkapi dengan aksesori bisa mencapai Rp5, 5 juta. Diakuinya pemanfaatan bahan limbah kayu sudah dilakukan olehnya dengan membuat cangklong eletrik untuk menghisap rokok hingga di pasarkan ke luar pulau Jawa. Harga cangklong berbahan kayu dan tanduk itu mencapai Rp 1 juta pe rbuah. “Komunitas Anak Kreatif dari Sahabat APVI Desa Leuiseeng memang hobi untuk membuat karya dari bahan limbah atau barang bekas. Kami ingin terus membuat karya dari limbah atau barang bekas mengikuti perkembangan zaman asal dapur bisa ngebul,” ujarnya. Seorang warga Kecamatan Panyingkiran, Aceng Santana mengaku dirinya pernah mencoba menaiki langsung sepeda kayu buatan Ridwan. Diakuinya ada keunikan tersendiri saat menaiki sepda kayu. “Pokoknya serasa memiliki mainan atu sepeda istimewa karena klasiknya itu dan tidak takut patah karena kuat,” tutur Aceng. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: