Antisipasi Penyebaran Covid-19, PT Shoetown Berlakukan 4M
MAJALENGKA – Munculnya kluster industri di Kabupaten Majalengka membuat PT Shoetown Ligung Indonesia memperketat protokol kesehatan. Penerapan tersebut dilakukan terhadap seluruh karyawan maupun tamu yang masuk di perusahaan yang berada di Jl Raya Jatiwangi-Ligung, kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka tersebut. HR Senior Manager, PT Shoetown Ligung Indonesia, Thyenlye Sirait mengungkapkan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mencegah penyebaran Covid-19 di perusahaannya, dilakukan beberapa langkah secara ketat. Perusahaan dengan luas sekitar 42 hektar ini telah memiliki Satgas Covid-19 yang di bentuk pada awal Februari lalu. “Saat virus Corona di China pada 2019 lalu mulai melanda, kita telah mendapatkan informasi. Artinya cepat atau lambat, tentu ada pengaruh besar ke Indonesia. Satgas Covid-19 itu awalnya hanya 35 orang, sekarang sudah 50 orang. Satgas itu dari perwakilan beberapa bagian atau bidang,” jelas Thyenlye, kemarin. Ia menjelaskan, perusahaan tersebut juga telah memiliki alat pendeteksi suhu layaknya penerapan protokol seperti di bandara. Suhu 5.400 karyawan bisa dideteksi secara singkat di dalam teknologi layar yang tersimpan di database selama 40 hari. Bahkan bagi karyawan yang tidak mengenakan masker juga secara otomatis terlihat. Kemudian ada penyemprotan otomatis. Pihaknya juga menerapkan physical distancing di berbagai sisi termasuk sarana ibadah dan tempat makan karyawan. Selain itu pihaknya telah memiliki kebijakan ketika supplier datang ke perusahaan harus menunjukkan bukti sehat. Seperti menunjukkan surat hasil rapid test yang masih berlaku. Jika ada karyawan atau pekerja yang ditugaskan perjalanan dinas wajib melakukan rapid tes saat kembali ke perusahaan. Kalau reaktif maka otomatis masuk ruang isolasi yang telah disediakan. “Artinya secara protokol kesehatan sudah dilakukan lebih. Kalau misal karyawan sendiri tentu semuanya harus bermasker. Kalau ada yang tidak mengenakan tentu akan diberi tindakan. Mulai dari peringatan lisan, hingga warning secara serius. Karena ini untuk menjaga diri sendiri, keluarga dan bisnis,” tegas dia. Thyenlye mengaku pihaknya telah menyadari penyebaran bahayanya virus corona. Namun yang terpenting, kata dia, adalah upaya pencegahan dan penanganan ketika ada yang terkonfirmasi positif. “Jadi kalau ada yang kena, kita sepenuhnya bertanggung jawab. Mulai dari mengirimkan suplemen, susu dan masker saat dilakukan isolasi/karantina mandiri,” imbuhnya. Jika pemerintah menerapkan 3M, PT Shoetown Ligung justru 4M. Thyenlye menyatakan selain memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, 1M lagi yaitu melaporkan ketika di tempat tinggal ada salah seorang warga terkonfirmasi positif. Pasalnya hal ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan semua stakeholder. Top management melakukan review status Covid-19 setiap minggu baik level nasional, Jawa Barat dan Kabupaten Majalengka. Hal ini dilakukan untuk menentukan langkah dan strategi yang diambil terkait dengan pemutusan mata rantai Covid-19. Disamping itu, management menyiapkan rapid kit 500 pcs setiap bulannya yang digunakan untuk test setiap karyawan secara random. IGD juga telah disiapkan ketika dibutuhkan penanganan emergency awal seperti pekerja pingsan, dan observasi cepat ditangani. Klinik perusahaan juga memiliki satu dokter umum, empat perawat dan asisten apoteker dan satu bidan. “Kita miliki ruangan pemeriksaan untuk ibu hamil. Ada pemeriksaan sebelum persalinan bagi karyawan sebelum mengajukan cuti melahirkan. Kalau pun ada pekerja memiliki kondisi luka parah segera kita rujuk,” kata dr Mela Sari. Mela menyatakan peralatan di perusahaan juga sangat lengkap. Jika ada karyawan mengalami luka robek, maka bisa ditangani di klinik tersebut. Selain itu disiapkan ruangan laktasi untuk ibu menyusui serta jam tidak pernah dibatasi. “Di dalam ada sterilisasi botol dan ada alat pumping sendiri,” imbuh bidan Ridah Rosidah. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: