Sambut Musim Tanam, Warga Pilangsari Guar Bumi
MAJALENGKA – Menjelang musim tanam di penghujung tahun 2020. warga Desa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh menggelar tradisi guar bumi di area pesawahan desa tersebut, Rabu (4/11). Para tokoh adat dan seluruh masyarakat berkumpul di lokasi untuk melaksanakan ritual yang diwakili 7 orang dari berbagai unsur masyarakat. Kepala Desa Pilangsari, Didi Tarmadi mengatakan, acara guar atau sedekah bumi adalah acara desa yang sangat sakral dan harus dilestarikan. Kegiatan tersebut terus dilaksanakan menjelang musim tanam. Sedekah bumi menurut Didi merupakan salah satu bagian dari tradisi Desa Pilangsari. Sedekah bumi merupakan wujud syukur masyarakatnya. Sebab mayoritas penduduk desa bekerja sebagai petani. “Hakikatnya izin terlebih dahulu lewat suatu kegiatan dan di situ ada sarana, salah satunya disiram dengan air kembang, dicangkul dan ada kentungan,” jelas dia. Didi menambahkan, proses kegiatan yang dilakukan dengan cara mencangkul tanah dengan air, kembang dan rupa memiliki simbol tersendiri. Air disimbolkan sebagai kesejahteraan, kembang simbol wewangian, dan rupa (pewangi) merupakan simbol menyeluruh secara luas. Salah seorang warga yang mengikuti kegiatan tersebut, Acih (60) tidak pernah ketinggalan mengikuti acara sedekah bumi. Menurutnya, dengan cara itulah dirinya merasa memiliki rasa syukur atas apa yang telah didapatkan dari penghasilan sebagai petani. “Jadi setiap warga itu harus bawa makanan sendiri, sebagai rasa syukur dan ditukar dengan warga lainnya. Ini tanda rasa berbagi ketika memiliki rezeki,” kata Acih. Masyarakat Desa Pilangsari juga saling berebut nasi kuning dalam gelaran Guar Bumi. Masyarakat percaya jika mendapatkan nasi kuning yang disiapkan pemerintah desa setempat dapat membantu menyuburkan benih padi yang ditanam warga. Acih yang juga ikut berebut dalam kegiatan tersebut, mengaku percaya nasi kuning itu dapat menambah kualitas benih padi yang lebih bermutu. Nasi kuning itu dikeringkan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan benih padi secukupnya. “Nanti ketika pembenihan di lahan sawah, saya taburkan merata agar lebih bagus,” ujar Acih. Selain dapat menumbuhkan padi yang ditanam, nasi kuning tersebut juga dipercaya membuat harga gabah nanti melonjak naik. Dia juga sudah melakukannya sejak beberapa tahun terakhir dan berharap tahun ini kembali berkah. Kepala Desa Pilangsari, Didi Tarmadi menjelaskan nasi kuning yang diperebutkan masyarakat itu merupakan simbol bahwa warna kuning melambangkan kemuliaan. Sehingga nasi tersebut ditaburkan di lahan pesawahan dan dipercaya membuat tanaman padi subur. “Dengan mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Pilangsari ini petani, diharapkan dengan ditaburnya nasi dengan dicampur padi ketika pembenihan mudah-mudahan tidak ada halangan sampai nanti menjadi nasi,” jelas Didi. (iim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: