Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unma Berjualan Sambil Kuliah
MAJALENGKA - Pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh Dina Rahmawati (21). Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Majalengka (Unma) ini nyaris selama setahun harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan biaya perkuliahan. Sejak setahun terakhir, Dina menjajakan makanan ringan di kelasnya. Bahkan nama perempuan asal perumahan Griya Prima Pesona Kadipaten ini sudah tidak asing lagi menjadi penjual beberapa makanan, seperti donat, risol, cilok hingga roti pisang dan nasi bakar. Sayangnya, akibat pandemi dia tidak lagi berjualan karena civitas universitas melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring) karena aturan dari Kementerian Pendidikan. \"Mau gimana lagi, ya terpaksa saya juga harus libur dagang di kampus,\" katanya ditemui di Kanmpus Universitas Majalengka, Kamis (22/10). Dina mengaku menjadi penjual beberapa makanan tersebut sejak semester 3. Sekitar setahun lalu, Dina memanfaatkan waktu kuliah sambil mendapatkan penghasilan tambahan. Hasil yang didapat lumayan. Standarnya Rp200 ribu per hari. Tetapi jika maksimal bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp350 ribu per hari. \"Alhamdulillah kalau kotornya bisa mencapai Rp850 ribu. Tapi kan saya setor lagi ke tiga tempat. Tapi bersyukur bisa bantu biaya kuliah Mamah,\" katanya. Perempuan bungsu dari empat bersaudara ini merasakan selama ini tidak sampai memiliki sesuatu keinginan. Jadi berkat penjualan itu bisa memiliki keinginan sampai membantu orang tua. Sebab, Dina mengaku bukan dari kalangan keluarga tajir. Sewaktu SD, sudah ditinggalkan ayahnya karena sakit. Alhasil tinggal bersama ibu saja tentu merasakan betul banting tulang. Apalagi membiayainya kuliah sampai sekarang sudah memasuki semester 5. \"Sejak SD ayah sudah meninggal. Saya tinggal dengan ibu saja. Kedua kakak sudah berumah tangga, sementara kakak satunya bekerja di Bandung. Jadi ya harus berfikir bagaimana dapat tambahan biaya kuliah,\" tuturnya. Dina mengaku awalnya malu memasarkan produk, apalagi di kelasnya. Lama kelamaan rasa malu itu hilang. Karena kebutuhan membuat Dina tidak hanya berjualan di dalam kelas saja, melainkan sampai ke fakultas lain hingga para dosen di universitas. Pandemi Covid-19 ini membuat perempuan kelahiran 25 Desember 1999 ini fokus mengembangkan produk ibunya yang menjual beragam jenis kerudung di sebuah kios di pasar tradisional Kadipaten. Pasalnya toko milik ibunya itu merupakan tumpuan Dina untuk biaya kuliah. \"Sekarang sih mengandalkan biaya perkuliahan dari dari toko aja. Kalau dulu saat kuliah masuk lima kali dalam satu minggu bisa didapatkan dari penjualan kue dan lainnya,\" ulasnya. Beruntung pada semester 4 lalu, putri Nunung Maryam (57) ini mendapatkan beasiswa dari Baznas. Beasiswa itu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk biaya kuliah. Dina berharap mahasiswa lain di Universitas Majalengka juga mengikuti dan memanfaatkan beberapa program baiknya karena banyak beasiswa dari pemerintah. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: