Serukan Penolakan Sertifikasi Dai
MAJALENGKA - Puluhan ulama se-wilayah Cirebon Raya memenuhi ruang virtual zoom dalam tajuk Multaqo Ulama Aswaja Se-Cirebon Raya: Sertifikasi Da\'i Sebagai Upaya Pengkambinghitaman Ulama dan Umat Islam atas Karut Marutnya Penanganan Covid-19, Minggu, (4/10). Ketua Panitia, Ustad Ahmad Taohid mengatakan di tengah pandemi, tidak semestinya pemerintah mengalihkan persoalan krusial pada sesuatu yang justru membuat rakyat semakin menderita. Ulama adalah garda terdepan dalam menjaga kesabaran umat, tidak semestinya malah dicurigai dengan dalih sertifikasi. \"Dengan adanya multaqo ulama ini, suara ulama diharapkan semakin bulat untuk menolaknya,\" tegasnya. KH Aa Fachrulrazi dari Pontren Mansyaul Huda Kadipaten mengatakan sertifikasi dai atau bimbingan teknis dai atau lainnya sasarannya sudah jelas yakni untuk menjauhkan umat dari ulamanya. Begitupun ungkapan KH Noer Zain dari Cirebon. Sebagai ulama kasepuhan bersama KH Ilyas Dimyati dari Jatiwangi menyebutkan terpuruknya umat Islam karena tidak adanya institusi negara yang mampu menjaga kehidupan beragama Islam secara baik. Ustad Yakub menambahkan ulama yang harusnya dimuliakan malah dihinakan. \"Kalau sertifikasi guru pantas ada karena negara yang mengangkat dan menggajinya. Tetapi kalau ulama atau dai? Umat yang mengakuinya sebagai kewajiban dari perintah Allah SWT,\" imbuhnya. Acara diakhiri dengan pernyataan sikap bersama dari para ulama yang hadir. Mereka secara bulat menolak sertifikasi dai dan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk menguatkan ukhuwah dan tetap istiqamah dalam dakwah penerapan syariah secara kaffah. (ono/rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: