Jefry Romdonny: Guru Ngaji Harus Diperhatikan
ASPIRASI itu menjadi hal utama pada masa reses IV tahun 2019-2020 di Dapil IX Jawa Barat, Dr H Jefry Romdonny SE MSi. Pada masa reses kali ini, ia didampingi oleh anggota DPRD Kabupaten Majalengka Fraksi Gerindra, Jujun Junaedi dan Multajam SIP. Ini dimaksudkan agar setiap belanja aspirasi di daerah pemilihan, bisa bersinergi untuk mempercepat pembangunan daerah. Dalam kegiatan reses itu, tokoh masyarakat Desa Mekarraharja, Kecamatan Talaga berharap ada perhatian pada guru ngaji. Mengingat guru ngaji adalah ujung tombak generasi berakhlak mulia. Pasalnya, mereka menanamkan sejak dini kecintaan pada Alquran. “Saya selalu menerima aspirasi terkait guru ngaji yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Saya akan sampaikan aspirasi tersebut kepada Menteri Agama pada rapat-rapat di DPR RI,” jelasnya. Sebagai lulusan Gontor, Jefry mengaku sangat merasakan manfaat guru ngaji. Selain untuk menciptakan generasi-generasi muda yang berperilaku Islami dan mengajarkan sikap sopan santun tata karma, guru ngaji juga mengajarkan kecintaan terhadap tanah air. KUA Belum Memiliki Kantor Permanen Di sela-sela forum reses, Jefry juga menerima keluhan lain. Yaitu, Kantor Urusan Agama (KUA) yang belum memiliki kantor permanen. Bahkan sebagian masih menumpang di tanah wakaf masjid. Informasinya dari 26 kecamatan di Majalengka, baru 4 kecamatan yang memiliki kantor. Akibatnya, lokasi kantor KUA tidak representatif. Padahal, secara peraturan, KUA adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang urusan agama Islam yang berkedudukan di kecamatan. “Apabila hal ini benar adanya, maka akan mempengaruhi kinerja KUA itu sendiri. Khawatirnya, prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten akan terganggu,” tegas Jefry. Menanggapi hal itu ia meminta kepada kepala KUA untuk mengirimkan surat padanya mengenai status domisili KUA. Setelah itu, Jefry akan meneruskannya pada Menteri Agama. Pemasalahan lain yang disoroti pada masa reses kali ini juga tentang kelompok usaha bersama dan pemberdayaan pemuda. “InsyaAllah saya akan meneruskan kepada menteri sosial penyaluran program KUBE. Harapan saya kepada pemuda, sebagai tulang punggung bangsa agar berdaya dan kreatif dalam menjawab persoalan masyarakat,” imbuh Jefry. Secara sosial, ujar Jefry, masalah kemiskinan dapat dientaskan melalui sumber daya yang ada. Yaitu, kelembagaan sosial yang akan menumbuhkan modal sosial. Melalui kelembagaan sosial yang ada seperti karang taruna, akan menumbuhkan modal sosial seperti rasa tanggung jawab atas kerja sama yang dibangun antar anggota, saling menghormati, kejujuran, yang semuanya diperuntukkan agar jaringan usaha tetap terjaga. “Karang Taruna harus menjadi elemen penggerak ekonomi lokal yang kemudian akan menasional,” tutupnya. Reses kali ini, Dr Jefry menyambangi 20 desa yang tersebar di Kabupaten Majalengka. Ia bertemu banyak elemen masyarakat diantaranya petani, pemuda, guru, dan aparatur pemerintah. Ia pun berharap pandemi ini bisa segera berakhir. Sehingga kehidupan masyarakat kembali normal, dan berbagai sektor kembali pulih.(ara/ adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: