Bupati Minta Jaga Majalengka Zero Covid-19
MAJALENGKA - Bupati Majalengka, DR H Karna Sobahi MMPd membuka kegiatan fasilitasi dan sinkronisasi perencanaan DAK sub bidang KB KR tahun 2021 dan sosialisasi 1.000 HPK di Fitra Hotel Majalengka Rabu (1/7). Bupati Karna Sobahi sangat mengapresiasi kegiatan KB dalam rangka Harganas tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Majalengka. Bupati Karna juga mengingatkan pada masa jelang AKB ini agar tetap waspada, jangan sampai kondisi Majalengka yang sudah zero dari Covid-19, tertular dari para pendatang dari luar Majalengka. “Karena itu kita harus waspada dan protokol kesehatan Covid-19 perlu terus diakukan dengan disiplin,” ujarnya. Kepala Dinas P3AKB, Drs H Rieswan Graha MPd didampingi Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Dra Titin Kustiningsih mengatakan, peserta yang mengikuti acara yakni para kepala dinas pengelola KB, Kabid KSPK, pengelola DAK dan operator se- Jawa Barat. Sedangkan Titin menambahkan tujuannya untuk menyinkronkan perencanaan DAK di tiap kabupaten/kota dan untuk percepatan penurunan stunting di kab/kota di Jabar. Sementara, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Drs Kusmana mengatakan, pada rangkaian Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXVII tingkat Jawa Barat melaksanakan kegiatan koordinasi bersama para Kepala Dinas pengelola KB se-Jawa Barat di Kabupaten Majalengka. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk evaluasi pelayanan 11 sektor pelayanan KB, dan bersyukur sasaran target di Jabar mencapai 111 persen. Dijelaskan pada Peringatan Harganas 29 Juni 2020 lalu secara nasional dicanangkan Sejuta akseptor KB dan Jawa Barat daari target yang diberikan tercapai 111 persen. Diakui dia, pada masa Covid-19 ini belum ada laporan resmi tingkat kehamilan meningkat tinggi, karena kenaikan kehamilan di Jabar belum signifikan. Menurutnya dengan adanya stay at home untuk menghindari penyebaran virus Covid-19, maka peluang untuk melakukan hubungan suami istri tinggi. Tapi memang belum ada laporan resmi kenaikan kehamilan di Jabar naik signifikan. “Justru pada masa pandemi ini tingkat drop out akseptor KB tinggi mencapai 6,3 persen,” ujarnya. Kusmana menegaskan bahwa semua alat kontrasepsi itu sesungguhnya aman, tergantung kondisi fisik pasangan suami istri. Saat ini pihaknya terus melakukan strategi prioritas nasional seribu hari pertama kehidupan. Agar kondisi ibu hamil dan melahirkan dengan aman, serta ibu menyusui bayu dengan baik. “Waktu seribu hari pertama itu landasan pertama untuk membentuk manusia yang memiiki SDM yang berkualitas demi terwujudnya SDM unggul,” ujarnya. Dia mengimbau agar masyarakat dapat menyiapkan kelahiran secara dini agar menghasilkan anak yang berkualitas. “Menikah itu jangan saat usia dini, dan kehamilan jangan saat usia menua. Karena, akan berisiko bagi ibu, serta upayakan jaga jarak kehamilan jangan sampai kelahiran anak berdekatan,” pungkasnya. (ara/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: