Pemkab Majalengka Gerakan Sejuta Masker Bentuk Kepedulian dan Gotong Royong
MAJALENGKA– Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka menggagas Gerakan Sejuta Masker untuk masyarakat Majalengka, yang digelar di lapangan tenis Setda Majalengka, Jumat (17/4). Dalam agenda tersebut terkumpul 312.000 masker sumbangan dari OPD, pengusaha dan tokoh masyarakat, dan gerakan tersebut terus berlanjut. Sedangkan sampai Minggu (19/4) sudah terkumpul 348.000 masker. Nantinya masker tersebut akan didistribusikan ke 26 kecamatan, untuk selanjutnya dbagikan ke 340 desa dan kelurahan se Kabupaten Majalengka. Bupati Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd mengatakan bantuan tidak hanya masker, tapi juga APD, sembako dan lainnya yang diterima dari masyarakat yang peduli. Di hari yang sama juga diserahkan bantuan 21 kaki dan tangan palsu serta 5 kursi roda untuk penyandang disabilitas, dan penyerahan bantuan alat olahraga, karpet, sajadah, dan perlengkapan elektronik ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Majalengka. Bupati menegaskan, inti dari gerakan sejuta masker adalah menjaga sifat gotong royong. Bupati mengucapkan terima kasih atas perhatian serta kesalehan sosial masyarakat dan OPD, dalam rangka menolong nyawa atau minimalnya melindungi masyarakat dari ancaman Covid-19. Bupati menghitung dari sekitar 1,3 juta penduduk Majalengka, kekurangan masker bisa dipenuhi dari APBD Majalengka. “Apa yang dilakukan pemkab atau gugus tugas sudah sesuai protokoler Covid-19. Kami terima kritik dan saran, tapi mereka (yang kritik, red) juga kami harapkan memberi bantuan kepada masyarakat,” ujar bupati. Bupati juga menegaskan Pemkab Majalengka langsung responsif dengan membentuk gugus tugas sampai tingkat desa, dan melakukan tugas berat sosialisasi. Dikatakan berat karena beberapa masyarakat masih menganggap wabah Corona adalah hal biasa. Padahal sampai saat ini ada beberapa korban meninggal asal Majalengka, meskipun belum dipastikan positif Covid-19. Pemerintah juga langsung mengantisipasi dampak sosial yang ditimbulkan Covid-19. Seperti antisipasi masuknya pemudik yang sampai saat ini mencapai sekitar 26.000orang dengan mendirikan 11 posko di perbatasan. Termasuk mengantisipasi masyarakat kategori miskin baru dan jadi miskin lagi, dengan menginventarisasi dana dari APBN, APBD provinsi, dana desa, Baznas dengan catatan by name by address. “Jangan sampai bantuan tumpang tindih apalagi salah sasaran. Saat ini bukan hanya otak yang dipakai, tapi juga hati nurani,” tegas bupati. (iim/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: