Selain Rumah, 230 Hektare Sawah Terendam
![Selain Rumah, 230 Hektare Sawah Terendam](https://radarmajalengka.disway.id/uploads/58/2020/02/banjir.jpg)
MAJALENGKA - Pemeritah Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung masih siaga pasca musibah banjir akibat luapan sungai Cikamangi I. Kepala Desa Leuweunghapit, Didi Suryadi mengungkapkan musibah banjir yang terjadi di wilayahnya pada Rabu (5/2) dan Kamis (6/2) merendam 20 unit rumah juga berdampak kepada lahan persawahan di wilayah tersebut. \"Banjir kemarin juga merendam 230 hektare lahan pertanian termasuk bengkok pemeritah desa. Namun sejak Kamis (6/2) siang kondisi air sudah mulai surut,\" ungkapnya, Jumat (7/2). Didi menyebutkan pihaknya masih siaga pasca ditetapkannya status wilayah Ligung khususnya Desa Leuweunghapit menjadi waspada. Banjir tahun ini juga selain akibat luapan sungai Cikamangi I juga kondisi serupa terjadi di blok lain tepatnya di sebelah timur kantor balai desa. Sejumlah permukiman penduduk nyaris terendam karena air kiriman dari sungai Cikaliem juga menyebabkan akses jalan menuju tiga desa diantaranya Kodasari, Kedungsari dan Kedungkencana terendam. Namun kondisi ini tidak separah di sebelah barat atau sungai Cikamangi I. \"Sekarang kondisi cuaca diprediksi masih terus berlangsung hujan mengingat memasuki puncak musim hujan. Tentu masyarakat masih cemas karena air datang kiriman dari hulu sungai,\" terangnya. Dia menambahkan sungai Cikamangi I dan Cikamangi II meluap lantaran di hulu sungai terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Artinya meski di wilayah Ligung intensitasnya sedang atau rendah tidak menjamin banjir tidak akan terjadi. \"Kami tidak ingin desa kami dicap sebagai daerah langganan banjir di wilayah Ligung khususnya dan Majalengka pada umumnya. Pemerintah daerah harus menindaklanjuti melalui upaya normalisasi sungai maupun tambahan TPT di kedua sungai ini,\" pintanya. Terpisah, Kepala Desa Panjalin Kidul kecamatan Sumberjaya, Dudung Abdullah Yasin menambahkan peristiwa banjir adalah pekerjaan rumah (PR) bersama. Tidak hanya dari pemerintah desa melainkan Pemda, dinas terkait dan instansi tinggi seperti BBWS. Musibah banjir di wilayahnya disebabkan akibat luapan sungai Cidongdong karena pendangkalan. Sungai yang berada di wilayah Panjalin Kidul ini mengalir dan membelah wilayah tersebut. Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, hal itu membuat sungai meluap dan menyebabkan banjir. \"Ini PR bersama karena perbaikan infrastruktur tidak bisa tercover oleh Dana Desa (DD). Selain semakin dangkal juga banyak sampah yang menahan air. Meski setiap minggu bersama pemuda melakukan kerja bakti lingkungan namun sampah akibat ulah manusia sebetulnya menjadi penyebab. Padahal bisa di hindari kalau kesadaran masyarakat tidak membuang sampah ke sungai,\" imbuhnya. Dia menceritakan di Sungai Cidongdong itu banyak sampah pepohonan dan rumah tangga. Bahkan ada kursi, sofa bekas di lempar ke kali. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan bersama-sama. Pasalnya, desa hanya mengimbau dan tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan anggaran dan kewenangan bukan dari desa. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: