Dewa Kawunggirang Punya Kawasan Wisata Bambu
![Dewa Kawunggirang Punya Kawasan Wisata Bambu](https://radarmajalengka.disway.id/uploads/58/2020/01/SAWUNG1.jpg)
MAJALENGKA- Pemerintahan Desa Kawunggirang Kecamatan Majalengka membangun kawasan wisata tradisional dari bambu yang menarik wisatawan. Kawasan itu disebut Saung Pakuwon. Saung itu dibang di lahan bengkok kepala desa, tidak jauh dari komplek Makam Mbah Bahim, pendiri Desa Kawunggirang. Di lahan seluas kurang dari satu hektar ini telah berdiri saung bambu yang cukup menarik dan eksotik. Kepala Desa Kawunggirang, Ili Hariri mengatakan desanya tidak memiliki potensi yang menonjol. Sehingga dirinya harus memutar otak untuk bisa membangun desa demi pemberdayaan ekonomi masyarakatnya. Beruntung, kata Kades Ili, lahan tanah bengkok untuk perangkat desa berada tidak jauh dari jalan raya Maja- Cigasong atau sekitar 200 meteran. Sehingga bersama tim, dirinya membangun Saung Pakuwon dengan sumber dana dari dana desa sebesar Rp300 jutaan. “Awalnya saya ragu dengan Saung Pakuwon ini. Khawatir sepi pengunjung, sehingga jadi cemoohan warga. Tapi dengan niat yang baik dan tekad yang kuat, akhirnya baru dua bulan ini rampung dibangun Saung Pakuwon dengan bahan bangunan dari bambu yang telah melalui proses treatment agar lebih awet,” jelasnya. Baru beroperasi, keberadaan saung ini mendapat respons yang cukup baik. Pada akhirnya, pengunjung membeludak hingga lebih dari 200 orang. Tidak hanya dari Kabupaten Majalengka, namun pengunjung juga dari Cirebon dan sekitarnya. Di saung ini, pengunjung bisa menyewa iket sunda untuk laki-laki dan baju kebaya untuk perempuan. Sehingga mereka bisa melakukan swafoto atau berfoto dengan nuansa khas Sunda. Disebutkan pembangunan Saung Pakuwon masih terus berlanjut. Nantinya akan dibangun juga kolam renang dan lahan praktik anak-anak menanam padi di sekitar Saung. Rencananya dibangun juga monumen emping melinjo. Itu akan menjadi ikon mengingat tidak sedikit warga desanya adalah pelaku home industry emping melinjo aneka rasa. “Tiket masuk ke Saung Pakuwon hanya Rp5 ribu. Di sini pengunjung bisa menikmati nasi liwet khas Saung Pakuwon yakni Nasi Liwet Peda Jaer yang rasanya lezat dan pengunjung juga bisa menikmati combro karuhun dengan harga terjangkau,” lanjutnya,” Agar fasilitas semakin lengkap, Pemdes Kawunggirang juga berencana membangun taman bacaan dan tempat bermain anak. Termasuk juga membangun aula pertemuan untuk bisa menampung banyak pengunjung. Kades Ili pun bersyukur banyak warganya yang meminta berjualan di wisata baru tersebut. Kendala saat ini adalah lahan parkir yang masih kurang luas. Sehingga direncanakan setelah panen April nanti. lahan yang berada di pinggir jalan akan dijadikan lahan parker. Di sepanjang jalan menuju Saung juga akan dbuat lukisan mural yang menarik. “Kami juga akan melengkapi penerangan jalan dan di sekitar Saung sehingga nanti bisa buka hingga malam hari,” tuturnya. Saung Pakuwon ini, lanjut dia, dikelola oleh BUMDes dan Karang Taruna Desa Kawunggirang. Seorang perajin handy craft bambu asal Desa Genteng Kecamatan Dawuan, Abah Ogi mengapresiasi wisata yang dibangun dengan bahan bambu tersebut. Ia berharap kerajinan dari bambu produksi karang taruna di desanya bisa ikut dipasarkan di Saung Pakuwon ini. Seorang pengunjung asal Desa Sukasari Kidul Kecamatan Argapura, Rika Yunita mengakui kerap melintas jalan raya Kawunggirang. Ia sering melihat pemandangan ke Saung Pakuwon dari jauh. “Saya tertarik dengan konsep wisata bambu ini sehingga terkesan tradisional dan unik. Kami bisa selfi dan menikmati makanan di saung yang tersedia. Tinggal dibenahi dan dilengkapi dengan sarana bermain anak sehingga bisa sekalian ngasuh anak- anak,” ujarnya. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: