Bupati Ubah Kebiasaan Birokrat, Minta Acara Kedinasan Digelar di Luar Ruangan

Bupati Ubah Kebiasaan Birokrat, Minta Acara Kedinasan Digelar di Luar Ruangan

MAJALENGKA - Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd mewacanakan pelantikan dan acara-acara kedinasan OPD di luar ruangan, sesuai dengan tematik bidang urusan kerja masing-masing OPD. Ini dilakukan untuk mencari suasana baru agar kinerja pemerintahan tidak selalu berkutat pada rutinitas birokrasi di dalam ruangan dan di belakang meja, serta diharapkan bisa melahirkan ide dan inovasi. Bupati mencontohkan jika pada acara kedinasan Dinas Lingkungan hidup misalnya, bisa saja diagendakan di tempat yang tidak mainstream seperti di tempat pembuangan akhir (TPA). Atau acara kedinasan Dinas Pekerjaan umum (BMCK) di lokasi jembatan yang rusak. Atau acara kedinasan Dinas pariwisata dilakukan di lokasi objek-objek wisata yang belum terjamah dan berpotensi untuk dikembangkan. “Saya akan coba mengubah kebiasaan para birokrat. Sudah saya perintahkan agar para birokrat tidak hanya kerja di dalam ruangan, di belakang meja. Sering-seringlah turun ke lapangan sesuai bidangnya. Nanti bukan tidak mungkin kalau saya agendakan pelantikan kepala dinas di lokasi-lokasi yang berkaitan dengan urusan pekerjaanya,” kata Bupati. Dengan begitu, sambung dia, para birokrat terutama para kepala OPD punya pandangan yang lebih luas dalam menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh bidang kerjanya. Serta dapat lebih peka dalam mencarikan solusi, lebih kreatif dalam membuat inovasi, serta merumuskan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi di lapangan. “Nanti bisa saja kepala Dinas pertanian saya lantik di sawah yang kekeringan. Kepala dinas LH (lingkungan hidup) saya lantik di tempat pembuangan sampah, kepala dinas pariwisata di tempat wisata, kepala dinas BMCK saya lantik di lokasi jembatan yang rusak. Dari sana bisa muncul ide-ide dan inovasi untuk dijadikan program strategis OPD,” tegasnya. Bupati menegaskan jika para kepala OPD merasa belum bisa berinovasi, jangan sungkan untuk berkonsultasi atau mendatangkan konsultan ahli di bidangnya guna melahirkan sebuah program inovasi yang konkret dan didasari pada kajian akademis. Inovasi dari konsultan ahli tersebut bisa dimasukan dalam program yang dianggarkan APBD. “Saya juga merasa ada kegiatan pada APBD kita berkutat pada rutinitas program yang itu-itu saja. Makanya saya datangkan konsultan. Saya beri gambaran umumnya bahwa Majalengka perlu mengejar ketertinggalan dan target-target lain yang sesuai visi misi. Lalu saya adopsi pemikiranya untuk membuat program yang lebih inovatif,” imbuhnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: