Ekonomi Tumbuh Tapi Miskin, Pemkab Majalengka Susun RPJMD 2025-2029

RPjmD: Bupati majalengka, eman Suherman saat membuka forum pembahasan awal di Pendopo majalengka, Kamis (8/5/2025).-Baehaqi-Radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM — Pemerintah Kabupaten Majalengka mulai menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
Dokumen strategis ini dirancang sebagai arah pembangunan lima tahun ke depan, dengan tetap memperhatikan penyesuaian terhadap kebijakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2028 serta keselarasan dengan RPJMD Provinsi Jawa Barat.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, menyampaikan komitmennya untuk menyusun RPJMD yang tidak hanya mencerminkan janji politik, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
“RPJMD yang kami susun harus menjadi jembatan antara harapan masyarakat, misi pembangunan, dan arah kebijakan provinsi,” tegas Eman saat membuka forum pembahasan awal di Pendopo Majalengka, Kamis (8/5/2025), didampingi Kepala Bappedalitbang, Yayan Sumantri.
BACA JUGA:Skutik Mewah Nan Fungsional, Grand Filano Hybrid Siap Dukung Mobilitas Sehari-hari
Menurut Bupati, perencanaan pembangunan saat ini dituntut untuk lebih partisipatif dan terbuka terhadap kritik.
“Kami tidak ingin proses ini menjadi menara gading. Masukan, kritik, bahkan koreksi dari masyarakat adalah energi untuk membangun Majalengka yang lebih baik,” ujarnya.
Namun di tengah optimisme pembangunan, Bupati menyoroti adanya paradoks dalam data ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka pada tahun terakhir tercatat sebesar 6,33 persen—tertinggi ketiga di Jawa Barat. Tingkat pengangguran terbuka pun tergolong rendah, hanya 4,01 persen, jauh di bawah rata-rata nasional.
BACA JUGA:Kloter 5-6 Siap Berangkat 7 Mei ke Tanah Suci
Meski demikian, angka kemiskinan tetap tinggi dan cenderung stagnan.
“Ini yang menjadi pertanyaan besar. Kalau ekonomi kita tumbuh dan pengangguran rendah, mengapa kemiskinan tidak menurun?” ungkap Eman.
Ia menyebut kondisi ini sebagai anomali yang perlu segera dikaji secara mendalam.
Sebagai respons, Pemerintah Kabupaten menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengadakan dialog teknis dalam waktu dekat.
“Kami ingin transparansi dan sinergi. Jika data makro menunjukkan tren positif, tetapi realitas di lapangan tidak sejalan, berarti ada hal yang perlu dikaji ulang. Jangan sampai pembangunan hanya indah di atas kertas, tapi tidak terasa di dapur rakyat,” tegasnya.
Penyusunan RPJMD kali ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperbaiki arah kebijakan pembangunan, memperkecil ketimpangan, serta menjadikan pertumbuhan ekonomi benar-benar inklusif dan berpihak kepada rakyat kecil. (bae)
BACA JUGA:Dukung Program Gubernur Jabar, Bupati Eman Suherman:Siswa Nakal di Majalengka Dikirim ke Galuh Taruna
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: