Dunia Berada di Posisi Sulit, Jokowi Ungkap Sejumlah Negara Besar Masuk Jurang Resesi

Dunia Berada di Posisi Sulit, Jokowi Ungkap Sejumlah Negara Besar Masuk Jurang Resesi

Jokowi melakukan agenda kerja di wilayah Cirebon pada Selasa (29/8/2023) hari ini.--

RADARMAJALENGKA.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan kekhawatiran tentang dunia selepas kembali dari Afrika. Banyak negara kini banyak yang berada di posisi sulit. Ada yang diterpa krisis pangan, keuangan hingga sosial dan politik.

"Semua negara sekarang ini pada posisi yang tidak mudah. Semua negara pada posisi yang sangat sulit, semua negara," kata Jokowi membuka Rapat Pimpinan Nasional Jaringan Kemandirian Nasional di Kota Cirebon, Jawa Barat, dikutip Rabu (30/8/2023).

Jokowi mulai dari negara maju. Amerika Serikat (AS) hadapi lonjakan inflasi yang tinggi pasca pandemi covid-19 dan perang Rusia dan Ukraina. Meredam inflasi, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan dengan agresif. Kini ekonominya dekati resesi namun inflasinya masih juga tinggi.

Hal lain memukul AS ketika perbankan satu persatu alami kejatuhan. Bahkan AS nyaris alami gagal bayar.

Eropa juga dalam situasi yang tidak baik. Beberapa negara besar sudah masuk jurang resesi lewat masalah dan kebijakan yang hampir serupa AS. Rakyatnya tidak sedikit alami penderitaan atas situasi tersebut.

"Bahkan ada satu negara di Eropa yang sekarang ini harga energinya, harga listrik, gas, harga bensin sampai naiknya 700%," jelasnya

"Bayangkan naik 700%, di sini naik 10-15% demonya tiga bulan. Itu 700% coba mau demo berapa tahun. Betapa sangat sulit nya, harga pangan naik dua kali, naik 50%," tegas Jokowi.

Rusia dan Ukraina masih berperang dan kerugiannya sudah sangat banyak. Afrika, lanjut Jokowi, sulit mendapatkan kebutuhan pokok seperti air bersih dan pangan.

Pertumbuhan ekonomi China lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah serta utang rumah tangga yang tinggi sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang turun yang berdampak pada investasi. Meski demikian China masih mampu tumbuh positif bersama India dan Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2023 tercatat sebesar 5,17% (yoy). Inflasi IHK Juli 2023 tercatat rendah, yaitu 3,08% (yoy), menurun dari inflasi Juni 2023 sebesar 3,52% (yoy).

'Pertumbuhan ekonomi kita juga di kuartal kedua kemarin masih tumbuh 5,17%, termasuk 3 terbaik dunia," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: