Saya Siap Divaksin

Saya Siap Divaksin

Namun, karena semua itu tidaklah disebut sebagai perjuangan jika tanpa adanya sebuah pengorbanan, rintangan dan halangan yang seakan menghadang langkah dan strategi ini juga kian mengkhawatirkan.

Seperti gugurnya banyak tenaga medis, simpang siurnya isu rapid test dan PCR. Korupsi dana bansos yang dilakukan oleh oknum kemensosnya sendiri. Meningkatnya berita bohong dan hoax tentang ini. Meningkatnya sensitifitas antar sesama, hingga ada saja oknum masyarakat yang sama sekali tidak mau mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan pemerintah. Dia tidak mau mengikuti pelaksanaan 3M sama sekali.

Begitulah konsekuensi dari sebuah perjuangan, selalu ada rintangan dan halangan. Namun dalam hal ini pula, demi merealisasikan kebijakan yang telah dikeluarkan, seyogyanya pemerintah harus senantiasa bijak dalam menghadapi halangan dan rintangannya.

Sampai saat ini, kita sudah menjalani lika-liku peristiwa di masa pandemic. Saat ini upaya pemerintah ternyata lebih serius lagi. Pemerintah berhasil menghadirkan vaksin yang bernama Sinovac. Salah satu di antara kegunaan vaksin sinovac ini adalah untuk memperkuat imunitas tubuh kita dari serangan virus Covid-19 ini.

Namun lagi-lagi seolah perjuangan memang harus selalu membutuhkan pengorbanan. Ada saja oknum yang seakan bersikap sebagai oposisi secara pribadi dan kelompoknya yang bertujuan untuk menghalangi, bahkan menjegal laju jalannya upaya yang dilakukan oleh pemerintah.

Ketidaksadaran akan bahaya buruk dan dampak dari pandemi ini masih ada di sekitar lingkungan masyarakat kita. Cibiran bahkan caci maki tidak lagi dipikirkan akan ditujukan kepada siapa, dimana, dan akan seperti apa pengaruh baik secara personal ataupun masal. Bahkan, seringkali cibiran dan cacian itu melesat langsung kepada pimpinan negeri ini, yaitu Presiden Jokowi.

Misalnya, sebelum vaksin datang ke Indonesia, mereka menggoreng terlebih dahulu isu tentang Kas negara yang dikalkulasikan akan habis karena dihambur-hamburkan hanya untuk ditukar dengan vaksin. Namun ternyata Presiden Jokowi menjawab bahwa vaksin Sinovac ini akan disalurkan kepada masyarakat secara gratis dan tidak dipungut bayaran sama sekali.

Kemudian pinta mereka lagi, seperti bertujuan demi meraup kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya, mereka memberikan rekomendasi agar Presiden Jokowi sebagai orang yang pertama melakukan vaksin di Indonesia. Dalam pidatonya, presiden pun menanggapi hal itu dengan menyetujui bahwa dirinya akan melakukan hal tersebut.

Terasa tidak ada hentinya, mereka seakan tidak mempercayai bahwa pemerintah sedang melakukan langkah yang lebih serius dalam berupaya memutus mata rantai pandemi ini. Mereka pun ingin agar dalam pelaksanaan penyuntikan vaksin kepada presiden bisa dilakukan secara terbuka, agar seluruh masyarakat dapat menyaksikan hal itu.

Untuk meyakinkan kepada warga masyarakatnya terhadap kesucian dan kehalalan vaksin ini yang memang dianggap akan mampu mempengaruhi penyebaran Covid-19 ini, Presiden Jokowi pun melakukannya. Pada saat itu Presiden Jokowi adalah orang pertama yang melakukan suntik vaksin oleh wakil dokter Kepresidenan yaitu Prof dr Habib Abdul Mutholib, SpPD-KHOM. Secara terbuka yang telah diliput oleh banyak awak media baik televisi maupun media-media online.

Pada akhirnya, menurut saya pandemi semacam ini memang harus kita hadapi secara serius oleh kita semua, tidak melulu hanya mengandalkan pemerintah. Untuk itu, di sini saya bertujuan mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar bisa lebih optimis, sadar, serta penuh dengan rasa tanggung jawab demi terwujudnya perbaikan-perbaikan di negera kita tercinta Indonesia ini. Bersama-sama mengikuti protokoler kesehatan, karena bagaimanapun itu semua adalah langkah-langkah yang dianggap sebagai wujud ikhtiar kita dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Tugas kita saat ini, kita harus menyambut baik upaya pemerintah dalam hal vaksin Sinovac ini, karena selain presiden sampai hari ini telah banyak orang yang melakukannya. Ini bentuk bahwa pemerintah tidak sedang main-main. Maka kitapun harus ikut dan menyatakan sikap bahwa SAYA SIAP DIVAKSIN. (*/opl)

Penulis :
E Peby Nurul Sadid SPd
Sekretaris Silaturrahmi
Daerah Ikatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: