Bronjong Jatilima Ambrol,Pemborong Terkendala Anggaran, Pembangunan Tidak Sesuai Aturan

Bronjong Jatilima Ambrol,Pemborong Terkendala Anggaran, Pembangunan Tidak Sesuai Aturan

MAJALENGKA-Salah satu bronjong yang menjadi penahan tanah di Jalan Lingkar Timur Lintas Majalengka (Jatilima) kondisinya longsor. Bronjong yang sedang dibangun itu berada Jatilima yang menghubungkan Desa Sangiang Kecamatan Banjaran ke Desa Cibunut Argalingga. Kondisi tersebut langsung direspons oleh Anggota DPRD Majalengka dengan melakukan peninjauan lapangan. Ketua Komisi III DPRD Majalengka, Dadang A Satari menyebutkan secara teknis pembangunan bronjong itu sudah salah. \"Mestinya ini dulu tembok saluran air dulu baru dipasang bronjong. Tadi bronjong dulu, saluran airnya belum, jadi ambrol (longsor) itu,” ungkapnya. Kedua menurut Ketua Komisi, harusnya bentuk pemasangan bronjongnya ditumpang menyerupai tangga. Namun bronjong yang ada kondisinya lurus dari atas ke bawah, dan salah. \"Pokoknya salah teknis dan salah pelaksana. Harus diperbaiki segera. Pasang sesuai dengan aturan teknis dan ini harus selesai Desember. Harus. Hari ini kami mengingatkan dinas sebagai penanggung jawab, Desember harus tuntas. DPRD mengingatkan harus sesuai aturan,” jelasnya. Sementara itu Anggota Komisi III lainnya Dasim Raden Pamungkas SH mengatakan kunjungan ini dilakukan karena DPRD mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada pekerjaan di ruas jalan Sangiang-Cibunut yang longsor. \"Ternyata setelah kita liat dilapangan, ini ada kesalahan teknis dari pihak pelaksana/pihak pengusaha,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya akan memanggil pengusaha untuk bermusyawarah. Termasuk juga memberikan peringatan. Sementara Ruchyana ST, Sekertaris Dinas PUTR mengatakan bahwa dari awal dinas sudah menugaskan petugas untuk mengawasi sesuai dengan aturan yang ada. Namun di perjalanan pengembang sempat terkendala anggaran. \"Pada saat harusnya sudah beli saluran air atau u ditch lalu dipasang, pengawas sudah meminta untuk digali. Setelah digajli, mereka mengajukan pencairan namun tak kunjung cair,” ujarnya. Akhirnya u-ditch­ tidak dibeli. Kondisi itu menyebabkan ketika hujan turun, akhirnya bronjong yang dibangun longsor. “Kalau ada u ditch tidak akan longsor. Faktor anggaran itu yang menjadi penghambat,” jelasnya. Dikatakan, pemborong harusnya bisa mengatasi hal ini. Namun karena pendanaan mengandalkan dari perbankan dan saat ini sedang pandemi covid-19, persoalan anggaran menjadi lebih sulit. Dirinya menambahkan dalam kejadian ini belum ada kerugian negara, karena pengusaha belum dibayar. Dinas PUTR akan menginstruksikan pengusaha untuk segera diperbaiki kembali. \"Karena belum dibayar sepeser pun mereka. Nanti kita suruh bongkar lagi yang ada, pasang lagi dan kalau mereka tidak memperbaiki ya sudah kita tidak akan bayar,” tambahnya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: