Miliki Keahlian, Bisa Bantu Ekonomi Keluarga

Miliki Keahlian, Bisa Bantu Ekonomi Keluarga

MAJALENGKA - Meski memiliki keterbatasan, siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Kabupaten Majalengka memiliki keahlian yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Mereka dapat menghasilkan karya yang tentunya dapat bernilai ekonomis sebagai sumber penghasilan. Salah satunya di momen Hari Anak Nasional, para siswa SLB berhasil menghasilkan karya berupa merchandise dan keset. Mereka membuktikan bahwa tak hanya pintar dalam pembelajaran, juga dapat menunjukkan bahwa keterbatasan tidak dapat dipandang sebelah mata. Dan tentunya, hasil ini telah memberikan kebanggaan bagi guru yang telah mengajarkannya. Kepala Sekolah SLB YPLB Majalengka, Sri Aminah mengatakan, para siswa itu termotivasi untuk menunjukkan bahwa dapat berkarya meski memiliki keterbatasan. Terlebih, pada 23 Juli 2020 merupakan momentum perayaan Hari Anak Nasional. Anak menjadi generasi penerus masa depan bangsa yang harus dijaga dan dilindungi. \"Kami terinspirasi bahwa anak-anak difabel maupun anak-anak tuna rungu ingin mempersembahkan karya dalam perayaan Hari Anak Nasional,\" ujar Sri saat ditemui di sekolah, Kamis (23/7). Selain ingin menunjukan hasil karya, Sri menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian para siswa tuna rungu kepada keluarganya. Di masa pandemi Covid-19 ini, banyak orang tua sudah tidak lagi bekerja. \"Dengan menghasilkan merchandise dan keset ini, mereka dapat menjual karyanya. Hal ini secara tidak langsung dapat membantu perekonomian keluarga masing-masing siswa,\" ungkapnya. Selain itu dirinya juga mengatakan tujuan sebenarnya dalam kegiatan workshop ini agar siswa dapat mandiri dan memiliki bekal ladang usaha di kemudian hari. Bisa melatih kepercayaan diri di saat keterbatasan yang mereka miliki. \"Tujuannya, anak-anak bisa mandiri, bisa percaya diri dan bisa belajar berbakti kepada keluarga dan masyarakat dengan berlatih membuat merchandise dan keset untuk menghasilkan sumber penghasilan,” bebernya. Sementara, untuk pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini, masih menggunakan sistem online (daring) sejak hari pertama sekolah diliburkan 4 bulan lalu. Namun, karena dianggap tidak efektif, pihaknya di tahun ajaran baru 2020-2021 ini juga melakukan dengan sistem luar jaringan (luring). \"Mungkin kalau pembelajaran dilakukan terhadap siswa-siswi biasa, sistem daring tidak masalah. Namun, kita ini para siswanya mempunyai keterbatasan. Anak-anak kurang begitu menangkap bahkan tidak bisa untuk menerima materi pembelajaran daring. Oleh karena itu, meski sekarang masih daring, kita selipkan dengan luring. Dikumpulkan di sekolah. Namun, ketika Jumat dan Sabtu guru-guru tetap datang ke rumah-rumah siswa,\" pungkasnya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: